Life On The Refrigerator Door (2007) - Plot & Excerpts
Berapa kali saya merasa jengkel karena Emak?Sering!Berapa kali saya mengacuhkan Emak karena bosan mendengarkan keluhan beliau?Sering!Berapa kali saya merasa tidak mendengarkan nasihat beliau?Sering!Berapa kali saya membuat Emak jengkel karena tidak menyentuh masakan yang sudah susah payah beliau siapkan untuk saya?Sering!Berapa kali saya membuat Emak menarik nafas panjang untuk setiap perselisihan pendapat yang selalu berakhir dengan terdiamnya beliau karena kekeraskepalaan saya?Sering!Sungguh, hubungan saya dengan Emak tidak selalu menyenangkan..Banyak konflik yang membuat saya kadang ingin tinggal di rumah kos saja daripada pusing berhadapan dengan beliau..Tapi sekarang, saat saya bekerja di seberang pulau..Saya kangen combro buatan EmakSaya merindu bau asam tubuhnya yang terlelap lelah setelah seharian mengurusi rumah..Saya menyesal telah membuat beliau terdiamSaya iri melihat beliau bercerita kepada orang lain alihalih kepada sayaBahkan ketika adik saya sakit, saya tidak mengetahui apapunSaat beliau menginginkan satu alat kesehatan, beliau menabung dari uang bulanan, bukan meminta khusus kepada sayaAh, Emak..Sebegitu sulitnya ya, mempunyai anak seperti saya?Hingga kerut pada wajah Emak senantiasa bertambah demi memikirkan kehidupan anakanaknya..Sendiri, tanpa Bapak yang sudah pergi lima tahun laluDan berapa kali saya mengatakan saya menyayangi Emak?Berapa kali saya memeluk nya dan mengucapkan terimakasih atas semua yang sudah beliau lakukan untuk saya?Berapa kali saya menyebut beliau dalam doa saya?*sigh*Tuhan, saya tidak tahu berapa lama lagi waktu yang diberikan bagi saya dan Emak untuk bisa bersama-sama..Tapi saya mohon, bisa kah saya diberikan kesempatan untuk membahagiakan beliau?Untuk membuat nya tersenyum ketika mengetahui saya sudah sembuh dari patah hati dan mampu jatuh cinta lagi..Untuk membuatnya merasa tenang dengan menitipkan saya pada imam saya nanti?Nah, lihat kan?Dua permohonan di atas masih saja mengenai saya, bukan kebahagiaan yang murni untuk beliau..Saya ulangi, yaa Tuhan..Berikan saya kesempatan untuk benarbenar melukiskan senyum pada wajah Emak, yang penuh dengan kerut kebijaksanaan..Berikan ia cukup kesehatan dalam menikmati sisa hidupnya..Berikan ia cukup keleluasaan dalam merasakan cinta dan kasihMu..dan jika memungkinkan, Tuhan.. Ijinkan saya mengantar beliau menuju rumahMu..Membawa nya melihat Ka'bah dan Masjid Nabawi..Menangis bersama menikmati keagunganMu, Yaa Rabb..Lindungi saya dari kesempatan menyakiti hati beliau lagi..Dan jangan biarkan beliau pergi tanpa mengetahui bahwa saya, anak yang sungguh terlampau sering menyusahkannya, sangat sungguh mencintainya..Sungguh..***Makasih ya, Kak Mute..Melihat buku ini di tengah kumpulan buku di lemari Petrik dan Kakak saat jagain Bebeh Khansa yang lagi bobok..Langsung tertarik mau bacaKehidupan Claire, 15 tahun, dan ibu nya yang seorang dokter..Dilalui dengan pesanpesan yang terkadang singkat terkadang panjangMiris, memang..Tidak percaya kalau mereka yang tinggal serumah jarang berbicara langsung dan alihalih menggunakan pesan di depan pintu kulkas..Tapi, coba kita lihat lagi..Mungkin kita sering melakukannya dengan orangorang terdekat kita..Bahkan saat mereka sedang membutuhkan kitaSeperti saat Claire yang membutuhkan Mom untuk membantu nya melewati masa krisis remajaJuga saat Mom membutuhkan Claire membantu nya melewati perjuangan melawan kanker payudara..Ah, Claire Bear.. Mom..Terimakasih..Telah mengingatkan saya, sekali lagi, tentang betapa berharga nya waktu bersama Emak..Emak, i love you..This much..Yes, this much till the world can not afford to handle:)Jangan pergi dulu ya, Mak..Jangan sebelum senyum itu benarbenar terlukis di wajah Emak..Ku mohon..
Okay, I'll admit it...this book had me bawling in the waiting room at the doctor's office yesterday. Everyone thought I was there for bad news. After reading the ending, I could honestly tell the doctor I was doing great. The title caught my eye first, but when I saw the pages were notes between a mother and daughter, I had to read it. Claire is a teenager struggling to define herself in a life of divorce, friends, boys, and school. Her mom is also struggling as a single mother raising a daughter and working. They rarely see each other. Their lives are recorded by notes on the refrigerator. The writing is engaging - especially as the word choice and tone change as their lives change. The characters were so believable, I could see them as I read, even though the author never describes their appearance. The best part of the book was being able to relate to the characters. As a teenager, I found it difficult to communicate with my mom. Now I have a teenage daughter. A few years ago we put a white board on the fridge to remind everyone of important messages, shopping lists, etc. My daughter began to use it as a way to talk to me about things she was feeling or thinking but couldn't say out loud. Her messages made me laugh, and often made me cry, but kept us connected through the dark days of adolescence. Alice Kuiper captures that same connection and love between Claire and her mom. This is a must read book - especially if you have a daughter.
What do You think about Life On The Refrigerator Door (2007)?
Gila...bisa-bisanya 2 orang hidup serumah berkomunikasi hanya lewat notes atau pesan yang ditempelkan disebuah Kulkas. Seorang Ibu, yang juga seorang dokter dan single parent mempunyai seorang anak gadis Claire yang sibuk bersekolah dan bekerja part time as baby sitter. Contoh notesnya nih:Hei Claire-Bear,susuapelpisangalpukatbawangkentangtomatjamurwortel dan makanan kelinci untuk Peterdaging sapi gilingrotijus-kau yang pilihKalau kau masih bisa membawa lebih banyak, belikan juga ayam dan dua kaleng kacang polong. Kalau terlalu berat, tidak usah khawatir, akan kubeli sendiri besok.Love,MomUangnya ada di konter. Jangan lupa bawa kuncimu!Bisa dibilang buku ini menceritakan kehidupan Claire dan Ibunya selama satu tahun. Terbagi dalam 4 Bulan yaitu Januari, Maret, Juni, dan September...Kehidupan mereka juga tidak semudah membuka kulkas dan menutupnya kembali, banyak terjadi pertengkaran lewat note-note itu yang membuat sedih dan kadang juga saling merindu karena merasa kehilangan satu sama lain, dan kehidupan Claire seharusnya berat karena ternyata ibunya yang seorang dokter mengidap kanker, dan beruntungnya dia tidak harus menghadapinya setiap hari.Seperti apa yang diharapkan ibunya, untuk tidak saling bertemu, tapi dari notes atau pesan-pesan yang mereka tinggalkan di Kulkas tersebut membuat Claire lebih dewasa dan mandiri, tanpa ibunya sadari. Dan disaat terakhir ibunya, Claire menjadi lebih tegar dan menghadapinya dengan tenang demi Ibunya.Claire yang Hebat, yang selalu mencintai Ibunya.
—Roos
2.5 stars"When I look at you I see the woman I want to be; Strong and brave, beautiful and free" This book took me 30 minutes to read, which felt weird to me at first, but then I realized "right. It's a book about notes on a refrigerator door."The whole concept made me feel so sad. Especially when I realized that it's very much true; we hardly make time for our friends and family nowadays. At least, I do, but I can't talk for most of my friends who'd rather go to a festival than spend a birthday with their best friends, you know? It makes me feel weird because it's actually the truth, and that's why this book made sense to me when I picked it up. It's reality. It's what happens now.As for the characters, I can't say much. Claire is a bubbly and over-dramatic teenager with things like boys and clothes on her mind, and her mother, Elizabeth, works at the hospital but unfortunately, came across as a workaholic to me. The mother was kind of immature and irresponsible, which really annoyed me after the second part. Life on the Refrigerator door is a short and thought-provoking story, but it's also sad and unnerving, so I'd recommend it to people who like to be challenged.
—Dilara
I found Life on the Refrigerator Door in the super-discount bin at Barnes&Noble, thought it was an interesting concept and picked it up. It wasn't a fantastic book and only took me about 40 minutes to read, but it certainly had a strong message.This epistolary work is written in the form of notes between a mother and daughter left on the refrigerator as they just miss each other going through the motions of their busy lives. When I first read the book, I felt both mother and daughter were selfish and over-dramatic. However, the more I reflect on the novel, the more real the characters have become. Faced with a dire situation at home, they both have very believable reactions to the crisis. I am, however, still angry at the characters for not sitting down to talk about the problems they were facing. But I suppose that's the message - to not wait until it's too late to spend time with the ones you love.
—Vicky
