there were some funny jokes in this book, funny enough for me to attempt to memorize them and add them to my whole 2 other jokes i can ever remember... but i just didn't like the parable story about a selfish comic who is visited by the ghost of his father and an otherworldy guide/guru who teaches him what life is really about: letting go of ego and living in the present moment and if you are quiet enough, you can hear the music of the spheres, which is god laughing. i liked the last part, the god laughing part. i think deepak intended this for a not me type audience. it ends with 10 principles of spiritual optimism which i did like, although i am not sure how they relate to the book. here they are:1- the healthiest response to life is laughter (cultivating joy yay)2- there is always a reason to be grateful (hallelujah)3- you belong in the scheme of the universe. there's nothing to be afraid of. you are safe.4- your soul cherishes every aspect of your life5- there is a plan and your soul knows what it is.6- ecstasy is the energy of the spirit. when life flows, ecstasy is natural.7- there is a creative solution to every problem. every possibility holds the promise of abundance. 8- obstacles are opportunities in disguise. 9- evolution leads the way through desire.1- freedom is letting go.i think deepak wrote more eloquently about all these ideas in the book of secrets, but this would be a good intro into his life work and philosophy in a gentle, non preachy way. Ketika sedang luntang lantung ga karuan di toko buku Gramedia di Pekanbaru, tak sengaja mata melihat sebuah buku dengan judul “menggoda”.” Mengapa Tuhan Tertawa?”. Jadi inget si naga yang sering memanggil gus gieb dengan “han han“. Jadi teringat teman-teman dan keluarga di Jakarta. Homesick yang kuderita semakin kuat mendera *lebay mode on*. Ternyata..setelah kudekati si buku tadi, nafsu membeli buku semakin kuat ketika kulihat nama sang penulis –Deepak Chopra-. Siapa coba yang tdk pernah mendengar nama ini. Sebuah nama yang identik dengan buku-buku tentang pencerahan, pencarian jati diri, spiritualisme dan semacamnya. Tanpa melihat isi dalam, penerjemah dan penerbitnya, aku langsung membawa si buku ke meja kasir.Alhasil, sesampainya di hotel dengan semangat 45 kubuka sampul plastiknya dan langsung kulahap kata demi kata. Satu lembar..dua lembar....Semakin jauh ke dalam kerut di dahiku semakin bertambah... Gabungan antara bingung, ga ngerti dan melongo. Diceritakan sang tokoh -Mickey Fellows- sedang mengalami suatu masa perubahan besar dalam hidupnya. Perceraian, kematian ayahnya serta karir yang mulai menanjak. Diceritakan pula adegan demi adegan ketika Mickey bertemu dengan seorang sosok misterius yang menamakan dirinya Fransisco. Cerita berlanjut antara kejadian-kejadian aneh dan teka teki. Lihatlah ini:Teka Teki Pertama:“Ketakutan menceritakan banyak dusta, namun selalu dipercayaJika terjadi hal-hal yang buruk, ketakutan sungguh akan terbebasPada hari ketika engkau dilahirkan, ketakutan telah meracuni hatimuKetakutan akan tetap di sana ketika kau mati“..........................berlanjut dengan teka keti kedua............Teka Teki Kedua:“Aku menjaga rahasiamu, engkau membayar upahkuKau tahu, jika kau tidak membayarnya, maka aku tidak akan lagi bersikap manisPerlindungan itu penting, bukankah itu yang kau katakan?Hidup begitu hampa ketika kau tidak tahu cara menjalaninyaSiapakah aku?“..............................teka teki ketiga........................Teka Teki Ketiga:“Suatu hari engkau mencintaiku, tapi esok kau membencikuNamun, kau tidak pernah menepis kail dan umpanEngkau meronta ingin melarikan diri, tetapi apa peduliku?Jala yang kulempar adalah sebuah perangkap abadi“...........................Teka teki yang membingungkan. Tak hanya bagi Mickey, juga buatku. Kerutku semakin banyak…..kepalaku pusing…..sumpah, aku tak mengerti sebenernya inti cerita dan rangkaian teka tekinya dimana sih??? Terus apa hubungannya dengan pertanyaan “mengapa Tuhan tertawa?” semakin jauh kubaca, semakin tak bersemangat untuk meneruskan. Entah kenapa aku tak bisa menangkap jalan cerita apalagi pesan moral dan kesan mendalam yang umumnya kutemui dari tulisan-tulisannya Chopra. Yach, walaupun aku bukanlah pencinta sejati karya Chopra, paling tidak aku telah membaca satu dua judul bukunya. Untuk yang satu ini, aku merasa tertipu. Ekspektasi tinggi yang awalnya kurasakan ketika melihat namanya di sampul depan, semakin lama semakin pudar. Entahlah. Aku jadi bertanya, benarkah ini karyanya Deepak Chopra??? Apakah karena masalah terjemahan yang kurang qualified (lagi lagi masalah terjemahan)?? Ataukah hanya karena aku saja yang tdk bisa medapat mood dan feelnya?? Atau...memang akunya saja yang lemot dan ga nyambung. HahahahaLantaran sudah terlanjur membeli bukunya, pun sudah diancam si naga agar membuat review, kuusahakan juga menamatkan buku setebal 241 halaman ini. Baru ketika memasuki bagian epilog dengan sub bab yang bertemakan “Jalan meraih kebahagiaan. Sepuluh prinsip optimisme spiritual”. Aku baru mulai “ngudeng” klo orang jawa bilang. Karena di bagian ini dijelaskan inti dari kisah sebelumnya. Walaupun kalau boleh jujur, ketika membaca kisah sebelumnya, aku sama sekali ga nyambung, apalagi bisa menemukan intinya :P Menurut Om Chopra di buku ini, terdapat Jalan meraih kebahagiaan. Sepuluh prinsip optimisme spiritual1. Respons yang paling sehat terhadap hidup adalah tertawa. penangkal ketakutan2. Selalu ada alasan untuk berterima kasih. penangkal atas pengorbanan3. Anda adalah bagian skema semesta. Tiada yang harus ditakuti. Anda aman. penangkal perasaan tidak aman4. Jiwa anda menghargai setiap aspek kehidupan anda penangkal dari perasaan rendah diri5. Ada sebuah rencana. Jiwa anda menetahui rencana itu. penangkal ketidakberartian6. Ekstasi merupakan energi jiwa. Ketika hidup mengalir, ekstasi itu alami. penangkal kelesuan (kurang semangat)7. Ada solusi kreatif untuk setiap problem. Setiap kemungkinan menggenggam harapan berlimpah. penangkal kegagalan8. Berbagai rintangan adalah peluang yang tersembunyi penangkal. kekakuan9. Evolusi memandu perjalanan menuju keinginan. penangkal masalah kemunafikan10. Biarkan kebebasan terjadi. penangkal ketergantunganHmmmm… jadi ini ya intinya?? Tahu begitu ga perlu dech cape2 baca kisah sebelumnya yang mondar mandir ga jelas dan menghabiskan 187 halaman dari buku ini. Langsung aja hajar bagian ini. Ketauan dech klo aku adalah penyuka hal-hal yang serba praktis. Instant. Secara ringkas sebenernya, buku ini bisa dirangkum dalam haiku berikut (lagi ikut-ikutan buat haiku):Aahh.........Ah ha !Ha ha….Selintas haiku itu tampak tak bermakna. But let wee see.Aahh….. Itu adalah masa ketika manusia menghadapi masalah, perubahan, ketakutan, cobaan dan masa lalu yang menekan. Kita cenderung untuk mengeluh, takut bahkan depresi. Lantas berteriak Aahh…. Aku lelah dengan hidup. Aku takut, aku tak sanggup.Ah ha!Adalah fase ketika ketika memperoleh ide, solusi, pencerahan dan mulai memperbaiki diri. Ah ha! Adalah sebuah ekspresi umum banyak orang ketika tiba-tiba muncul ide di kepala yang mulai stagnan.Ha ha… Ketika manusia udah mulai mendapat pencerahan, dia sudah mulai bisa mengatasi ketakutan-ketakutan yang sebenarnya dibuatnya sendiri. Hingga akhirnya kita sudah mulai bisa menertawakan diri sendiri. Menertawakan masa lalu dan menertawakan ketakutan itu sendiri.Intinya, kalau kita lihat point 1 dari sepuluh prinsip di atas. Respons yang paling sehat terhadap hidup adalah tertawa. Jadi kalau kita ingin bahagia dan optimis, tertawa itu tidak hanya perlu, tetapi menjadi wajib. Kalau menggunakan prinsip ini, berarti orang yang paling sehat terhadap hidup adalah ‘orang gila’. Karena orang gila selalu tertawa. Ha ha ha. Tanpa beban, tanpa ketakutan dan tanpa kemunafikan. Orang gila adalah orang yang paling jujur. Karena orang gila tak terkotakan nilai, peraturan atau apapun yang sifatnya materi. Jadi..apakah kita harus jadi orang gila untuk bisa sehat terhadap hidup? Hahaha. Entahlah.Awalnya aku hanya ingin memberi 2 bintang untuk buku ini. Karena sumpah..terjemahannya kacau balau (atau sebenernya aku saja yang ga nyambung sih). Tetapi, setelah dipertimbangkan lagi, kutambah jadi tiga bintang.Satu bintang untuk judulnya yang provokatif serta nama seorang deepak chopra yang merangsang naluriku membeli buku iniDua bintang untuk bagian epilognya yang inspiratifTiga bintang karena aku ga tega memberi hanya dua bintang untuk karya Om Chopra. Minus dua bintang karena- terjemahannya yang kurang bisa kupahami- lagi lagi terjemahan yang mengurangi nilai dari buku aslinya (mungkin, karena aku blm pernah baca buku aslinya)Intinya, buku ini masih layaklah untuk dibaca. Tetapi sebaiknya baca buku aslinya, jangan versi terjemahan. Apalagi yang kubaca adalah versi terjemahan dari penerbit yang kurang dikenal. Karena takut anda akan kecewa karena terlalu memaang high expectation atas nama seorang Deepak Chopra. Dan kalau anda sudah mengalami kesulitan saat membaca bab bab awal, langsung lompat ke bagian epilognya. Karena disitulah intinya. Daripada buang buang waktu membaca sesuatu yang ga dimengerti kan?hehehe
What do You think about �De Que Se Rie Dios? (2010)?
Nice message but Chopra really shouldn't have ventured into fiction...
—mikey
very good and simple book to read. enjoyed very much
—dariaplocharczyk
All about letting go of your fear!! Loved it!
—cirius
Loved it!!!! Very upbeat and motivational :)
—MyAngel