Sebelum baca satu pun buku Nurilla Iryani, saya udah punya feeling bakalan suka. Mungkin karena pernah ngintip blognya dan cukup suka gaya menulisnya. Jadinya begitu beli malah sekalian beli dua bukunya (err, gara-gara lagi ada promo Stiletto juga sih). Bener kan, bacaan yang menyenangkan buat saya. Cuma, saya nggak bisa kasih bintang lebih karena somehow saya ngerasa Karin = Rama. Diceritakan dari 2 sudut pandang, tapi gaya ngomongnya sama, cara berpikirnya serupa, joke-nya juga persis. Joke-nya beberapa juga terkesan repetitif sehingga nggak lucu-lucu amat. Tapi ... halah, ini juga bukan buku komedi sih. Nice debut btw :) Tema novel ini: simpel, klise. Khas banget di semua hubungan :) Tapi bukan penulis namanya kalau nggak bisa mengeksplor sesuatu yang lama jadi yang baru. Bagusnya novel ini: lucu. jadi kalau males lanjut sebenarnya pun, tetap pada akhirnya akan iseng2 ngelanjutin. Lalu pendek, sehingga bisa cepet kelar dibaca. Endingnya membahana :DNggak sregnya dengan novel ini adalah: too fast. Walau udah lucu, chemistry udah oke, tapi emosinya jadi nggak kerasa karena terlalu cepat. Lalu, saat Rama dan Karin ganti POV, tetap terasa 1 orang yang ngomong, jadi terasa datar. Ah, tapi mungkin aku ini pembaca yang rewel banget. Tapi secara keseluruhan, novel ini mungkin cocok dinikmati buat yang males mikir.
What do You think about Dear Friend With Love (2012)?
Simple but meaningful. Love will find its way. What you want is not always what you need.
—summayyabaig