I should have honestly stopped this series after the first book, Flat-Out Love, but nope, I continued onto the second which and then I for whatever reason decided to read the last one. Just no. First off, Celeste is god damn annoying and I don't get her one bit. "I don't use contractions" she says as she uses the contractions for "do not" and "I am" multiple times. She probably uses more but I was too busy sighing the whole time over how quirky and smart she was. oooh big words! super smart! I'm surprised I even finished this. I think I deserve a round of applause. yang menarik dari novel ini adalah celeste sendiri. di flat out love kita dikasih tahu bagaimana uniknya celeste dengan cara ngomongnya yang seperti orang2 jaman dulu. padahal usianya baru 13 tahun. kali ini celeste sudah berumur 18 tahun dan bersiap masuk universitas. dengan otak encernya dia sudah diterima di kampus2 top di amerika. tapi celeste belum bisa memilih. di tengah pilihannya itu celeste baru menemukan bahwa kehidupan sebagai mahasiswa memerlukan sosialisasi. dia tidak bisa terus-terusan menyendiri. karena keeksentrikannya celeste susah mendapatkan teman. walau dia puny wajah cantik dan otak encer. celestepun menyusun rencana untuk merubah diri agar bisa bergaul dengan orang normal. lalu datanglah justin milano. mahasiswa shopomore universitas barton san diego yang mengiriminya email tentang kampusnya. celeste tidak tertarik dengan kampusnya, tapi si pengirim pesan. mereka kemudian saling mengirim pesan. untuk pertama kalinya dalam hidup celeste dia bertemu dengan orang yang menarik hatinya. bagaimanakah celeste yang unik menyikapi kisah romansa pertamanya.saya suka banget sama karakter pasangan di novel ini. baik celeste maupun justin punya keunikan sendiri-sendiri. celeste yang punya pemikiran dan cara bicara yang jadul, justin yang suka ngomong gak ada ujung pangkalnya. membaca percakapan mereka baik dari email atau pesan singkat atau berhadapan langsung sangat asyik diikuti. kadang saya cekikikan sendiri membaca dialog mereka. unik banget membandingkan omongan celeste yang seperti di novel2 jane austen dengan justin yang ngomongnya ngalor ngidul gak tentu arah. mereka tetap bisa nyambung dan bahkan bisa jadi romantis.kekuatan novel ini memang berada pada dialog mereka yang unik tapi romantis.di sini juga disisipi kelanjutan kisah matt dan julie.novel ini mengajarkan untuk jadi diri sendiri. menerima keunikan pada diri kita dengan berani. novel yang menghibur dan manis.
What do You think about Flat-Out Celeste (2014)?
Absolutely beautiful. So much more than I expected.
—kellenhester