Galaksi Kinanthi: Sekali Mencintai Sudah Itu Mati? (2009) - Plot & Excerpts
Kinanthi.. Ajuj.. Aduuuh.Cerita cintanya sih kayak mustahil, ada mungkin, tapi cuma segelintir, yang serunya itu isu-isu yang masuk saat cerita cinta mengalir yang seolah bisa bikin cerita cinta ini memang mungkin bisa terjadi. Semacam terbuailah saya.Ini buku yang buat saya gak mementingkan misteri. Ndak bikin saya pengen tahu endingnya gimana nanti. Tapi bikin saya menikmati seluruh proses penceritaannya sampai menuju ending. Bahkan saya rasa kalo penulisnya niat ini cerita masih bisa dilanjutin.Segala isu, masalah sosial, konflik, bisa tiba-tiba muncul dalam cerita tapi ndak bikin kita nyeletuk "kok bisa kejadian sih, aneh". Natural banget.Bikin saya inget sama kamu. Eh. Mulanya rada heran, karena saya mengira Tasaro menuliskan novel roman. Namun, nyatanya tidak benar-benar demikian.Perjalanan cerita yang menguras hati. Dan bahkan, tidak lantas menjadi membosankan jika dibaca lebih dari satu kali.Paling suka dengan ini,"Aku merasakan kehadiranmu, saat itu. Aura hatimu. Senyum surgamu. Bahkan, setelah tak lagi berharap untuk bertemu, aku tetap menginginkan auramu. Berharap kamu mampir sejenak di bunga tidurku. Sejenak saja, dan itu sudah cukup membuatku menangis. Setelah dunia ini, kita tetap tak akan menyatu. Lalu, di mana aku bisa menemuimu? Semakin aku merasa pernah memiliki, semakin keras rasanya kehilangan. Jadi, mana yang lebih baik?"
What do You think about Galaksi Kinanthi: Sekali Mencintai Sudah Itu Mati? (2009)?
Sebab, dengan atau tanpa orang yang kamu sayangi, hidup harus tetap dijalani..
—sady2006
habis gelap terbitlah terang, waktu mengubah apapun yang dilewatinya.
—rockit84