Sebenarnya mau ngasih 5 bintang, tapi setelah kelar baca dan masih nggak ngerti sama beberapa bagian, finally masih ngerasa ada yang kurang untuk jadi sempurna.beberapa bagian itu: kenapa tara benci namanya, benci orangtuanya, bahkan seluruh keluarganya? kenapa pas masih kecil, dia bisa berpikiran dewasa dan mulai "aneh"?terus tentang martin silado dan andita pramani, setelah ditahan polisi, mereka kenapa? pembaca seakan dikasih tahu sesuatu, tapi cuma untuk sekadar tahu, tanpa paham maksudnya.terakhir, apa motif heru dan ello sebenarnya? kenapa mereka kok kayaknya yang dendam banget padahal nggak dirugikan apa-apa? ya, mungkin karena memang dasarnya sakit jiwa atau apa, entah.but overall, baca buku ini bikin lupa segalanya, dari awal sampai akhir. menikmati teka-teki dan cerita yang akhirnya terbongkar selama membaca, sukses bikin deg-degan juga. maybe this genre will be my favorite one, psychology thriller. Buku memang anomali. Semakin memuat hal-hal yang unbelievable atau sulit diterima akal, maka buku nonfiksi alias kisah nyata akan semakin menarik. Sebaliknya karya fiksi justru kian memikat jika ceritanya believable alias masuk di akal.Sebagai penulis cerita kriminal betulan, saya menemukan kisah pembunuhan di novel seolah film kartun saja dibandingkan yang terjadi di dunia nyata. Karena itu ketika membaca novel Katarsis yang menjanjikan kisah pembunuhan berantai, ada tuntutan ceritanya harus unbelievable tapi tetap believable.Katarsis karya Anastasia Aemilia ini memadukan dua jenis genre, thriller gaya slasher yang penuh tikaman dan cipratan darah, dengan cerita kriminal yang mengupas modus dan motif. Formula itu membuat novel ini agak berbeda. Slasher biasanya mendorong para tokoh cerita menyelesaikan masalah sendiri dan mengecilkan peran polisi. Sebaliknya cerita kriminal, polisi atau penyelidik jadi tokoh sentral. Nah Katarsis adalah cerita kriminal di mana peran polisi justru sangat minim. Cerminan, barangkali, anggapan di negeri ini bahwa melibatkan aparat itu seperti kemalingan kambing dan saat melapor malah kehilangan sapi. Slasher juga jadi siasat Anastasya agar buat jadi pembenaran akan akhir cerita yang dipilihnya. Agar muara ceritanya masuk akal. Thriller biasanya penceritaannya cepat dan benar-benar sulit dinalar. Pendekatan ini dipakai pada paruh pertama novel ini. Pembaca disuguhkan bau amis darah dalam kehidupan tokoh utamanya, Tara, yang bakalan berat jika Anda pecinta aliran cerita kriminal. Pembaca dipaksa mengikuti kelakuan dan sifat ganjil para tokohnya. Paruh kedua, Anastasia mengikuti gaya bercerita cerita kriminal yang penuh drama dan diupayakan sedekat mungkin dengan dunia nyata. Jadi baru mulai bagian ini novel mulai mengalir. Ayunan senjata tajam mulai menghilang, tapi ketegangan justru makin memuncak. Anastasia bekerja keras merentangkan benang merah di sepanjang novelnya sehingga setiap bagian kisah saling terpaut. Novel ini juga sangat bisa dinikmati karena editor Hetih Rusli menyapu bersih sehingga hanya ada satu kesalahan bahasa saja pada Katarsis, salah ketik kelebihan satu huruf “n”.Dua masalah terbesar hanyalah pada dua artikel berita yang dibuat tidak sesuai standar jurnalistik. Keduanya dinyatakan sebagai berita harian Kompas, sementara penulisannya sangat jauh dari gaya suratkabar itu.
What do You think about Katarsis (2013)?
Ngeri. Dan paling terkilan bila Dr Alfons juga mati dibunuh dengan kejam oleh pesakitnya sendiri :'(
—xien24
seharusnya tara & ello jadi pasangan emas. yeah if you know what i mean.
—francis