Hmm... ini novel, kan? Atau kumpulan puisi? Lebih tepatnya, puisi yang diparagrafkan?? Nggak terlalu cocok buatku, ya bisa dibilang pemilihan katanya baik... tapi terlalu mendayu-dayu. Penulis seolah menciptakan kumpulan kata-kata indah, yang dirangkai dalam paragraf lalu disisipi dialog. Too much poetic and melancholic words, tapi konfliknya sendiri nggak diolah. Seperti ini:Lolita: penulis. Aku nggak tahu seberapa larisnya novel-novelnya hingga royaltinya bisa dibuat beli mobil. Lolita jatuh cinta pada Ferio sejak lama dan memilih menyatakan perasaannya lewat kata pengantar novelnya. Bego aja sih, pacar bukan, tapi dikasi pernyataan cinta secara gamblang di buku sedangkan (lanjut di bawah)Ferio: Cowok yang udah jelas-jelas cinta mati pada Dru, sahabatnya. Konfliknya sih sebenernya dia nggak akan pernah bisa jadian sama Dru karena mereka beda agama. Tapi penulis menyamarkan hal ini, nggak mengatakan secara gamblang lewat dialog mereka, tapi lewat deskripsi. Ferio pernah jadi paduan suara di gereja, sedangkan ditunjukkan pula adegan Dru yang sholat. Dru menolak Ferio, menyarankannya untuk bersama Lolita, tapi cowok itu nggak mau.Sayang aja, alih-alih memilih mengolah konflik dengan baik, Aditia Yudis lebih memilih untuk mengeksplor pada kata-kata puitis yang menggambarkan kesenduan novel ini. Belum lagi dialog antara Ferio dan Dru yang rasanya susah diaplikasikan ke sehari-hari saking beberapa kayak pujangga banget. :( Udah gitu, novel ini tipis, 190 halaman saja. Typo sebenernya nggak apa asal nggak terlalu banyak, tapi untuk novel setipis ini menurut saya typonya kebanyakan deh. :(Saat baca novel ini saya jadi ingat Kata Hati-nya Bernard Batubara yang juga melankoli dan bermain-main pada kata-kata puitis. Aduh saya jadi bayangin kalau mereka duet nulis novel segalau ini. Mabuk deh bacanya. :D Judulnya "eye-catching" banget, tapi ceritanya kurang menurut aku. Awalnya aku penasaran ada konflik apa antara Dru dan Ferio...kirain ada "big conflict" yaa semacam itulah sampai Dru pergi jauh-jauh dari Ferio. Nyatanya gak terlalu "big conflict" tuh...it's simple things, I guest -__-Kemudian Lolita yang menunjukkan sifat yang sangat ambisius terhadap Ferio...agak gimana gitu proses yang membuatnya jatuh cinta banget sama cowok itu.After all, management emotion-nya musti lebih tertata lagi :)Biar ceritanya lebih seru dan konflik yang muncul juga bikin pembaca penasaran, "what will happen next ?"Cukup kebaca sih dari awal cerita juga alurnya :D
What do You think about Once Upon A Love (2011)?
terlalu kecewa dengan isinya padahal video spoilernya menurut gue udah cukup oke sorry
—Connielove