One of the first in the Hurst series, I'm working my way backwards. It was a good romance, featuring Triona and Hugh MacLean who can control the weather with his temper. That alone could have been worked to be a more interesting angle for me, but bad ideas abounded instead, first with their simultaneous meeting and ruination, then with Hugh's decision to not tell Triona about the kids. It had "ugh" written all over it. Then it was such a quick ending that I didn't feel any closure. I'm glad I read them out of order, otherwise I might not have continued with the series. Gw suka dengan cerita yg ini dari series MacLean lainnya. Caitriona dan Hugh sama2 lucu, sama2 keras kepala, sama2 merasa bersalah, sama2 pengen ngebahagianin pasangannya tp dg cara diam2, dan sama2 punya cara unik utk berinteraksi. Ga perlu lama2 bikin gw ngabisin novel ini. Ga nyesel kok bacanya..hanya saja ada beberapa kebingungan yg buat gw ngerasa novel ini krg mantep aja..Kebingungan 1: jelas2 dari awak hero dan heroinenya sepakat utk menikah dg jangka wkt 2-3 bulan, gunanya hanya menutupi gosip miring mengenai hubungan keduanya. Lalu heroine dibawa ke Skotland, lansung ditegaskan juga mereka akan berpisah 3 bln mendatang tapi tetap yak itu hubungan suami-istri lancar bener dilakukan. Emang ga takut kalo si heroine hamil dan endingnya jd ga berpisah..agak aneh menurut gw.Kebingungan ke-2: ada anak2 Hugh: Christina, Devon dan Angie dari Clarissa yg diceritakan dimasa muda si Hugh ini begitu tergila-gila dg Clarissa sampai akhirnya si hero sadar kalo Clarissa bukan perempuan baik2. Tapi umur dari anak2 Hugh ini berbeda jauh lho. 15 thn, 13 thn dan 10 thn..ini maksudnya apa? Masa si Hugh hidup bersama dg Clarissa selama 16 tahun gitu?? Sepenangkep gw malah cmn jangka sebentar mereka bersama, tp bisa menghasilkan ke-3 anak dg jarak waktu yg berbeda jauh gitu. Makanya makin bingung.Kebingungan ke-3: akhirnya diperkenalkan juga si Tua Nora Hurst, yg selalu menjadi prolog pada halaman pertama tiap bab. Kenapa baru skrg, stlh 3 buku dimunculkan si Nora ini? Setelah sekian lama maral melintang dan baru di novel ini si Nora banyak diceritakan oleh author.Over all, cerita ini ga ngebosenin kok..happy reading
What do You think about Sleepless In Scotland (2009)?
This book was ok, I’ve read better Karen Hawkins books.
—Jay
Sisters always tend to drag you into the worst of jams.
—stephanie
