Buku ini merupakan kelanjutan dari buku sepatu dahlan.Sama dengan buku terdahulunya, buku ini bercerita tentang perjalanan hidup seorang Dahlan.Pada awal dan akhir cerita ada prolog dan epilog, yang digunakan untuk menyambungkan cerita masa sekarang dgn masa lampau yang telah terlewati. Kalau saya, pada buku ini justru lebih penasaran dengan cerita pada prolog dan epilog.Judul pada buku kedua ini kurang mengena, bila dibandingkan dengan buku pertama. Sekuel kedua dari novel trilogi ini bersetting di Samarinda. Lebih banyak bercerita tentang kisah pergerakan mahasiswa yang diikuti Dahlan semasa kuliah disana. Kuliah di dua universitas tidak membuat Dahlan lantas kehilangan waktu untuk berorganisasi. Dahlan pun aktif di koran kampus. Satu hal yang menarik dari novel ini adalah tentang keberanian dahlan menentang seorang dosen killer di kampusnya yang mengharuska setiap mahasiswa memakai kemeja ketika mengikuti perkuliahannya. Demonstrasi yang diikutinya telah membuatnya dikejar kejar oleh tentara sehinnga dia sembunyi beberapa hari di rumah seorang nenek tua di tepi hutan.Namun pada akhirnya Dahlan bida selamat sedangkan 2 temannya sempat merasakan dinginnya tembok penjara karena tertangkap pasukan tentara yang mengejar mereka.Kisah percintaan nya pun kandas dengan Aisha karena jarak dan waktu yang memisahkan mereka. Namun tanpa diduga Maryati sang teman dari kebon dalem menyusulnya ke Samarinda dan menyatakan cinta padanya. dahlan antara kaget dan tak percaya mendengarnya. Namun Dahlan tidak menaruh hati padanya. Cintanya masih untuk Aisha walaupun mereka tidak berjodoh. AKhirnya Dahlan memilih Nafsiah teman di kampusnya. Gadis anak tentara yang tomboy dan kawan di organisasi dan koran kampus. Nafsiah adalah anak tentara. Namun dengan kebulatan tekad dan cinta yang akhirnya hadir , Dahlan memutuskan untuk menikahi Nafsiah.Di akhri-akhir cerita dikisahkan pula tentang dahlan dan keluarga yang hijrah ke Surabaya dan mulai bekerja sebagai wartawan dan akhirnya menetap sebagai wartawan Jawa Pos.Dalam novel ini, masih banyak tulisan tulisan puitis Dahlan untuk Aisha dan Surat Aisha kepada Dahlan. Sifat Dahlan yang selalu berani dan tak gampang menyerah menjadi ciri khas karakter Dalan yang selalu menyertai perjalanan hidupnya. Nasihat sang ayah selalu dijadikan pegangan dalam kehidupannya, walau tudaik pernah bertemu namun sang ayah rajin memberi wejangan dalam berlembar lembar surat. Persahabatan yang tulus dan tidak lekang oleh waktu terlihat dalam cerita ketika Dahlan yang sudah mempunyai 2 orang anak berkunjung ke kebon Dalem, berpuluh tahun berselang sejak dia meninggalkan kampung halamannya menemui ayahanda tercinta dan Zain adik nya. Serta merta teman teman masa kecilnya mendatangi dan menjumpainya. Aisha tidak terceritakan pada kisah pertemuan mereka. Termasuk Maryati yang akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Paijo teman di Kebon Dalem.Kerja keras, pantang menyerah, tak takut mengatakan yang benar walaupun pahit, kisah persahabatan dan cinta yang tulus tergambar dalam novel ini. Pantas dan layak untuk menjadi salah satu bacaan kita.
What do You think about Surat Dahlan (2013)?
Karena punya novel pertamanya, jadi pengen baca lanjutannya.
—lady075
Terkutuklah rindu, yang teruntuk hanya padamu
—Sarah