Buku pertama yang telah dibaca (The Day of the Jackal) dari sang penulis memberikan kesan pertama yang luar biasa. Frederick Forsyth alias FF memberikan jaminan no.1 buat sebuah cerita kriminal, saya angkat topi untuk Penerbit Serambi yang menerbitkannya di Indonesia. Meskipun beberapa typo di buku ini, tidak mengurangi rasa antusias buat menghabiskan TN. Sungguh karya terbaru FF ini merupakan cerita yang memukau!Singkat cerita buku ini merupakan sebuah jalinan cerita yang saling terkait, ibarat sebuah jaring laba-laba kita akan menelusuri jalan hingga ke sebuah sarang utama. Disini kita akan mengikuti jejak dari Quinn, seorang negosiator eks anggota militer berpengalaman dalam usaha membebaskan tawanan paling bernilai saat itu. Seorang anak presiden AS yang kuliah di Inggris menjadi sasaran dari aksi ambil untung yang dilakukan sebuah komplotan "rahasia", lewat penceritaan yang piawai dari FF kita mampu dibuat duduk tenang mengikuti setiap langkah yang diambil Quinn dan Sam Sommerville agen FBI (mantap!). Berkeliling negara-negara di Eropa untuk menemukan sebuah kebenaran tentang ......Novel ini masih sangat relevan, terkait persaingan dua negara adikuasa Amerika Serikat dan Uni Soviet (sekarang Russia) baik dalam persenjataan dan sumber daya alam. Disini meskipun hanya cerita rekaan semata, FF memberikan sentuhan fakta yang menarik untuk dicermati. Bahwa negara yang menguasai minyak akan dapat mengontrol negara lainnya. Sampai saat ini kita tahu energi adalah isu penting yang dibicarakan di mata dunia internasional. Perburuan minyak hingga cadangan minyak terakhir terus dilakukan, eksplorasi demi eksplorasi tetap menjadi agenda perusahaan minyak dan gas multinasional. Diceritakan saat itu kedua negara adidaya tengah membuat sebuah kesepakatan untuk saling melucuti kekuatan bersenjata demi terciptanya kedamaian global. Presiden AS, John Cormack telah memberikan "simpati" buat pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev untuk rancangan pengurangan anggaran pertahanan yang mencapai $100 juta, lewat perjanjian Nantucket. Kabar baik untuk masing-masing pihak karena dapat memberikan kelonggaran fiskal buat memacu pertumbuhan ekonomi kedua negara. Di lain pihak ada rencana gila buat menggulingkan sebuah perusahaan minyak yang berbasis di Arab Saudi, ketika rencana ini berhasil dapat dipastikan harga dan stok minyak dunia dikuasai oleh sebuah perusahaan minyak AS. Rencana demi rencana telah dibuat dan disiapkan, jutaan dolar sudah berada di kantong orang yang tepat buat melaksanakannya. Bagaimana hasil akhir perjanjian Nantucket dan berhasilkah ide nasionalisasi perusahaan minyak Arab? Sungguh membaca hingga selesai buku ini seperti menonton kisah Hollywood, dengan script kelas satu dan twist di setiap ujung cerita membuat The Negotiator layak buat anda pecinta thriller dan aksi kriminal.
http://iandbooks.wordpress.com/We read so much about kidnapping and then associated negotiations to get the hostages rescued but rarely we get to know what exactly happens during negotiations. Frederick Forsyth has brought that aspect of negotiations in this book “The Negotiator” with all the details in his usual style. On the face of it the book is a usual thriller that involves peace treaty between US and Russia and the evil enemies trying to destroy the treaty for their financial gains and secret services working overtime to find the truth.What I found interesting in the book was the role of the negotiator. In the story, American President’s son is kidnapped and Quinn is called in for negotiations with kidnappers. Quinn is described as the World’s most skilled negotiator. There is the usual dilemma where negotiator wants a free hand but secret service agents are unwilling to do so and end up creating more problems for the hostage in trying to help. The details about how Quinn tries to play on the psychology of the kidnappers by trying to win their trust and playing against his own Government are really great.I liked the way he wins the trust of the kidnappers while fooling the secret service who was trying to follow him or tap his phones to reach the kidnappers. In another incident, he records his own sounds of sleeping and uses them to dodge spies who were keeping watch on him. The idea that kidnappers and kin of hostage are both scared and will be ready to use force but negotiator has to play a role to keep the situation from going out of hand is portrayed very well in the book. The story does take an ugly turn and then it is regular chase of criminals and finding out the truth in the end but the crux of the book for me were the parts where negotiations take place.
I call it: Forsyth bangeedd...full of history details, characters, details of locations, just like reading a history book, but thousand times better.BUT (there's always a but)...maybe too much details. Kadang2 suka capek juga bacanya. Ada detail2 yang kayaknya cuma mau buat bukunya biar tebel aja deh. maybe a bit of a drag in the middle. Karena pas akhirnya langsung whirlwind...kyk kejar tayang.Misalnya: Quinn yang awalnya diceritain jagoan dan spy bgt itu...masa tiba2 berhasil dicapture dengan gampangnya. Padahal itu kan basic banget kali kalo buat dia. Tapi on the whole seru kok...gak bikin bosan (walo pas tengah2 suka langsung scanning gitu bacanya pas bagian yang detail dan bikin gak mudeng hehehe).Oiya satu hal lagi...kyknya kok baru du buku ini ya Forsyth ada romannya??
—Lany
Bagian kedua dari Sang Negosiator.Dengan matinya putra sang Presiden, ditambah cara Quinn yang memilih menghilang dari FBI dan Scotland Yard saat berusaha membebaskannya, Quinn malah dicurigai ikut terlibat.Quinn sendiri berusaha melacak para penculik. Ketika mendapat info tentang salah satu anggota penculik yang berbadan besar dan dikenal sebagai Big Paul, Quinn & Sam berusaha menemuinya. Yang mereka temui malah Paul sudah jadi mayat.Begitu juga anggota kedua penculik yang berusaha ditemui, ditemukan sudah menjadi mayat. Zack, si pemimpin penculik akhirnya berhasil ditemui dan terungkap fakta mengerikan bahwa ada pihak yang menginginkan putra sang Presiden mati.Siapakah yang menginginkan kematian putra tunggal sang Presiden dan yang sekarang juga memburu dan melenyapkan satu demi satu orang yang terlibat dalam penculikan?
—Marchel
The first two chapters of The Negotiator were very slow and uninteresting and I feared that this would be a tedious read. Fortunately, the pace began to pick up and I became immersed in the story. The plot contains several sub-plots (all of which are satisfactorily wrapped up in the conclusion), a number of interesting characters (notably the protagonist, Quinn), a number of neat settings (Vermont, Washington D.C., Corsica, Germany, the Netherlands, France, Russia, Texas, and others, all of which are described in vivid detail), and dialogue which was superbly crafted. This novel is far above most books in the thriller genre because of its intelligent and gripping narrative.
—Stefan
