Share for friends:

Read Tunnels (2007)

Tunnels (2007)

Online Book

Genre
Series
Rating
3.53 of 5 Votes: 4
Your rating
ISBN
1905294425 (ISBN13: 9781905294428)
Language
English
Publisher
chicken house publishing

Tunnels (2007) - Plot & Excerpts

Meh. This wasn't my kind of book at all. I was one of the multitudes who got sucked into the "next Harry Potter" hype and the one thing I've learned from the experience is that there isn't going to be a next Harry Potter, so I should just get over it.Now, to the book. It's the story of Will Burrows, a Londoner whose great passion is conducting archaeological digs with his dad. When his dad goes missing, Will enlists the help of his friend Chester. Together they stumble on an entire underground civilization that exists in secrecy, miles below London. Sounds fantastic, right? GREAT story concept. The problem is, the book is missing several elements that, had it had them, would have made it a much better story and much worthier of "next Harry Potter" hype. First of all, the main difference I can see is that this isn't a story of good vs. evil. It's a story of moral ambivalence vs. evil. Yes, there are characters as vile and heinously brutal as Voldemort, but there's no trio, no Dumbledore, no McGonagall, no Sirius or Weasley family to balance them out. You root for Will because there's no one better to root for. (That's to the extent that you care enough to root for anyone.) Along with the lack of a good vs. evil story, there were no lessons to be taken from the book. Now, I don't need everything I read to be a parable or moral fable. But it would have been nice if, at the end of slogging through 464 pages of bleak, grim, dark and mucky ambiguity, you had something to show for it. You don't. There's no payoff, nothing to make you feel that the book was a worthwhile experience. Yes, I know it's a series, and I didn't expect a nice tight ending. But the Harry Potter books, while setting the stage for the next installment, all managed to come to a clear resolution and instill a sense of hope. "Tunnels" fails in this regard as well. There's also no humor. Where Harry Potter could be plenty dark in places, there were always light moments, jokes, scenes where Harry actually gets to be happy. NOBODY in the book is ever happy, and I counted a grand total of one joke. And that one joke came about 460 pages into the book, so at that point, I just said "har, har, har" and shook my head. If I wasn't a masochist, I probably wouldn't have finished the book. That said, if you're into dark and dreary, if you can read 464 pages without the slightest break from the dismal, and if you're not expecting the second coming of Potter, you might actually enjoy this. It just wasn't my speed.As to whether I'll read the next one when it comes out, I'm undecided. I'll probably wait and see how I feel, but I know one thing: I'll take it out of the library. I'm not wasting another dollar on this series.

Category: Books Genre: Science Fiction & Fantasy Author: Roderick Gordon and Brian Williams "Penyusup!" seru si pria misterius. Refleks, Will meraih sekop, tetapi pria itu merebutnya. "Kami telah menantikan kedatanganmu. Kata ayahmu, kau akan menyusulnya," tambahnya. "Ayahku? Di mana ayahku? Apa yang kalian lakukan padanya?" Will meronta, menendangi pria itu. "Tak ada gunanya melawan. Tempat ini akan menjadi penjara buatmu!" Pria itu mengendus Will. "Topsoilers. Menjijikkan!" Will berusaha menemukan ayahnya, Dr. Burrows, yang menghilang tanpa jejak. Menjelajahi lorong-lorong purba bawah tanah, sebuah rahasia maut pun terungkap dan mengancam jiwa Will: koloni bawah tanah yang terlupakan oleh dunia atas. Dipimpin oleh Styx, koloni itu merencanakan sebuah revolusi untuk menyerbu manusia dunia atas. Seperti apakah dunia koloni bawah tanah itu? Berhasilkah Will menemukan ayahnya, sekaligus menggagalkan upaya makar Styx dan koloni bawah tanah?============================================================Awalnya saya cukup tertarik dengan resensi dibalik buku ini. Kesannya banyak memberikan cerita baru dan menawarkan banyak ketegangan dan tantangan. Hal inilah yang membuat saya akhirnya memutuskan untuk membeli buku yang cukup mahal ini Rp 79,000. Harga mahal ini jelas kalau dibandingkan dengan buku fantasi lain terbitan Gramedia seperti Twilight,New Moon dan Maximum Ride yang diterbitkan dengan harga lebih murah dengan kualitas kertas yang lebih bagus. Yaah intinya, dengan membeli buku ini saya cukup punya harapan yg besar. Ttsskk, tapi ternyata kecewa juga … bukan…bukan karena buku ini jelek hanya saja buku ini membosankan hueh … Memang siiih saya menemukan beberapa detail yang cukup menyenangkan di buku ini, seperti ditemukannya kota tua yang terkubur didalam tanah dan gerombolan manusia kejam yang bernama Styx. Tapi tetap saja saya tidak bisa mengalihkan pendapat saya dengan berkata buku ini bagus.

What do You think about Tunnels (2007)?

Asal saya tergerak hati untuk membeli buku ini kerana buku ini sentiasa sebaris dengan bestseller PTS yang lain. Aneh betul rasanya, sudah lama tidak membaca novel Inggeris yaang dimelayukan, asal rekomendasi, saya membelinya taktala bersantai di Bandung. Bagaimana persepsi saya? Barangkali tidak boleh menandingi keajaiban Harry Potter walaupun buku ini juga worldwide bestseller. Tapi saya kira buku ini sepatutnya tidak dibandingkan dengan Harry Potter. Kerana kumpulan sasaran novel ini masih jauh berbeza. Buku ini sendiri masih lagi, a much darker dari Harry Potter. Tentang perjalanan William & sahabatnya menggali terowong untuk mencari ayahnya, Dr Burrows, maka mereka ketemu satu koloni bawah tanah yang agak menggerunkan. Jalan cerita permulaannya agak perlahan, tetapi wajar untuk rentetan peristiwa yang berlaku. Tetapi pengakhiran novel ini bukannya happy ending seperti Harry potter. Sungguh membaca novel ini menimbulkan unsur-unsur kejutan, seperti Will & Rebecca yang mempunyai rahsia lain. Tentang Will yang lari dari dunia bawah dan sanggup kembali untuk menyelamatkan rakannya. Kejutan-kejutan seperti kematian watak-watak utama, yang membuatkan saya sedikit terpana. Taktala membacanya seolah-olah rasa resah gelisah, bagaiman Will bisa menyelamatkan dirinya? Saya kira buku ini menghiburkan walaupun penuh dengan aura kejahatan yang mendesah, dan kadangkala menyebakan hero seakan tersungkur dalam pencariannya. Saya jangka buku ini boleh digelar buku yang spesifik dituju kepada remaja lelaki/kaum lelaki.Oh, versi Indonesia yang saya baca, menarik kerana dihiasi ilustrasi yang seakan-akan hidup. Mula-mula saya fikir itu ilustrasi asal dari versi asalnya, tetapi rupanya dilukis oleh ilustrator Indonesia sendiri, gambarannya hidup, dan muka Eropah itu sungguh nampak asli
—Cik Aini

Sebuah ekspektasi yang terlalu tinggi kadang-kadang harus membentur dinding saat jalan yang dilewati menyempit dan memasuki terowongan.Demikian pula saat saya membaca buku ini. Embel-embel "The Next Harry Potter" dan stiker "Soon to be Major Picture" di sampul depan segera membuat saya tanpa berpikir panjang langsung membelinya. Begitu pula di halaman pertama buku ini, ditulis bahwa Barry Cunningham, sang editor "Harry Potter" mengklaim bahwa buku ini mempunyai sensasi yang sama saat ia menemukan "Harry Potter" dari tangan perempuan biasa bernama J.K. Rowling. Saya semakin berbinar membalik halaman berikutnya...Namun entah mengapa saya tidak bisa menikmati buku ini walaupun saya sudah memahami "Big Idea" ceritanya mengenai dunia "manusia atas" dan "manusia bawah" dengan tokoh utamanya, Will Burrows, ternyata berasal dari "dunia bawah" yang kebetulan dibesarkan di "dunia atas". Saya juga tidak menemukan ada yang salah dengan terjemahan versi bahasa Indonesianya, tetapi saya tetap tidak bisa menikmati buku ini, it feels like I'm having no chemistry with the story :-(Dan yang paling membuat saya turn off at all adalah saat mengetahui bahwa Si Rebecca adalah mata-mata "manusia dunia bawah" yang menyusup! Padahal satu-satunya karakter yang menarik buat saya justru Rebecca, seorang gadis cuek yang sangat dewasa melebihi usianya sendiri, bahkan lebih dewasa dari siapa pun di keluarga Burrows. Cukup sudah, saya langsung kehilangan selera dan memutuskan tidak akan lagi membeli buku edisi-edisi berikutnya.Sekilas seperti: datang ke sebuah pesta dan ternyata salah dress code! Damn, mendingan pulang tidur di rumah...
—Robert

Loved it! I'd heard that it was slow starting, and it sorta-kinda is, but in a good way. It's a slow burn, but the book gripped me from the beginning. It's very atmospheric and the author's prose impressed me throughout. It's a dark, dark book, and I don't just mean because of the tunnels. It's actually quite violent in places, for instance the punch-up in the bar that left one man (probably) dead, and the torture scenes involving Will and Chester, and then the showdown between Crawfly and Uncle Tam...This is not really a book for young, sensitive readers despite the somewhat childish jacket cover. In fact I was very nearly put off by it, thinking it was a little "young" for me... but I'm glad I bought TUNNELS because it's become one of my favorites of the year. I'll definitely be buying the sequels, DEEPER, FREEFALL, and CLOSER.Many people seem to compare the book (and virtually all fantasy novels for that matter) to Harry Potter. TUNNELS is nothing remotely like Harry Potter other than the fact that it's fantasy. If you want a Harry Potter replacement, then look someplace else. But if you're into Neil Gaiman and other "dark" writers, then give it a go.Finally, a word about The Eternal City. Amazing! The vision, the concept... and the stink!
—Keith Robinson

Write Review

(Review will shown on site after approval)

Read books in category Fiction