'Twas The Night After Christmas (2013) - Plot & Excerpts
A short and sweet Christmas novel. Not the best Recency novel out there but it was still engaging and heartfelt. Who doesn't love a good romance novel during the festive season.I thought the two main characters were very well suited for each other. the banter and sexual tension was perfect. What really bothered me is the mystery behind why Pierce and his mother didn't speak for most of his life. The reason behind the tension was too far fetched for me. Who would abandon their son for such a silly thing?Camilla is the perfect female character for this story but I find it hard to believe that an orphan like her would be as educated and intelligent as her. The fact that she had a son made the holiday story even sweeter. Overall, I would definitely recommend this novel to any Christmas loving reader. It's very neutral when it comes to religion. Actually, now that I think of it, I don't think there's ever any mention of God or Jesus. I like that the author doesn't impose religion. Personally, I think it's the perfect blend of Christmas and romance. Buku ini jadi pelengkap series ini, yang artinya saya sudah baca keenam bukunya. Semuanya! Yay! #danceKali ini menceritakan tentang Pierce Devenmont dan Camilla Stuart. Kalau masih ingat, Pierce ini adalah sepupu dari Virginia--istri dari Gabe (buku ke 4). Pierce ini punya masa kanak-kanak yang sangat tragis, di mana dia ditelantarkan oleh kedua orangtuanya tanpa sebab. Dia seolah gak dianggap anak lagi sama orangtuanya sendiri. Selain dilarang pulang dan bertemu orangtuanya, Pierce juga gak boleh menjalin silaturahmi dalam bentuk apapun (surat-menyurat). Singkatnya, Pierce dianggap gak pernah ada dalam kehidupan orangtuanya. Dan ini terjadi pada saat Pierce berumur 8 tahun. Sedih kan? :(Meski begitu, Pierce tetap diterima dan dibesarkan oleh pamannya dari pihak Ibunya. Setiap hari libur sekolah atau libur Natal, Pierce menghabiskannya dengan menginap di rumah pamannya dan berkumpul bersama sepupu-sepupunya. Sakit hati yang mendalam membuat Pierce pun balas mengabaikan ibunya, tepatnya setelah ayahnya meninggal. Sampai suatu ketika, Pierce menerima surat dari Camilla Stuart, pendamping Ibunya, yang mengabarkan ibunya sedang sakit parah dan gak berumur panjang. Atas dasar respek, Pierce pun mendatangi rumah tempat ia dibesarkan sebelum ditelantarkan, ke Dower House. Rupanya ibu Pierce engga sakit dan itu cuma akal-akalan Camilla saja buat mendatangkan Pierce. Ini karena Camilla marah atas perlakuan Pierce terhadap ibunya. Lalu Pierce yang marah karena merasa ditipu pun membuat perjanjian dengan Camilla, yang isinya dia akan bertahan di Dower House dan menemani ibunya saat makan malam dengan imbalan tiap malam Camilla harus datang ke kamar tidur Pierce untuk memberikan 'hiburan'. Di kepala Pierce, hiburan yang biasa diterima dia dari para janda ya hiburan di ranjang lah... secara Pierce itu playboy yang kelas berat. Camilla yang seorang janda kembang dengan satu anak, pura-pura inosen. Toh gak disebutkan hiburannya macam apa yang diinginkan Pierce. Akhirnya Camilla pun memberi hiburan kepada Pierce dengan membacakan sebuah buku. Wkwkwk.... Tapi tetep aja Pierce gak kalah cerdik. Dia ngasih buku ke Camilla yang ternyata itu buku cerita nakal. Camilla pun ganti taktik, dia bilang kalo dia sering baca buku itu. Pas Pierce nanya paling suka halaman berapa, Camilla jawabnya asal. Eh, ternyata halaman yang disebutin Camilla secara ngasal itu adalah halaman ilustrasi uhuk-uhuk. Kacau deh. Hihihihi.... Overall, buku ini sangat emosional. Unsur drama, drama-family, dan angsty sangat kental. Meski ada spark di sana-sini, menurut saya buku ini cukup serius dan menyentuh. Saya memang gak sampe mewek-mewek, tapi saya bisa ikut merasakan kepedihan yang teramat dalam dari Pierce yang merasa gak diakui anak dan tanpa sebab yang jelas. Apalagi karena susah sekali mengorek rahasia yang disimpan rapat-rapat oleh ibunya Pierce. Lalu ketika rahasia itu terbongkar, well...ternyata adalah sebuah pilihan yang sangat berat dan menyakitkan bagi Pierce dan ibunya. Saya jatuh cinta dengan semua tokoh di series ini. Sampe-sampe rasanya gak rela kalau buku keenam ini adalah buku terakhir yang menutup keseluruhan series ini. Harapan saya sih, bakal ada buku ke-7nya. Karena ada beberapa tokoh yang saya pengen tau gimana kelanjutan kisah mereka, seperti Duke Lyons dan Dominic Manton. Syukur-syukur dibikinin buku sendiri. Hehehe
What do You think about 'Twas The Night After Christmas (2013)?
This, even if only loosely connect with the Hellion of Halstead series, is the best one!I loved how both hero, Pierce, and the heroine, Camilla, were very open with each other.Of course there's angst. It's present in every book of the series, but here it was contrasted by a very level headed reasoning.Pierce was having very real, very understandable issues with his mother and his angsst was born from them.Camilla's actions and reasoning were also very logical and her angst was burried deep in her soul.The best part is how they're helping each other deal with them.I was debating with myself about reading this book and now I'm very glad I've read it! :)
—gaitrys
I am a Sabrina Jeffries fan and have read a lot of her books. But this one is just annoying. The Hero is so annoying with his mommy issues and why the heck is he ALWAYS in a really bad mood? Get over it! The narrator did a better job on the woman's voice than he did with the hero's voice. He made the hero sound mean old and crotchety.. ugh. I didn't care for this book very much at all. Amazon has this book listed as book 6 in the Hellions of Halstead series. I am so glad it really isn't part of that series as that series was fantastic. I only read that series though I did not listen to it.
—fool
Another lovely historical romp - thoroughly enjoyable!
—LilR
A lovely bit of Christmas fluff...funny and sweet...
—farahanne