Du coté de l’histoire:C'est avec une erreur de valises que commence l’histoire entre la famille Sprinkle et la famille Nelson. Lors de son arrivée à Madrid, Webb en vacances avec son père, se rend compte que la valise qu'il a entre les mains n'est malheureusement pas la sienne. Pendant ce temps là, à Paris, Coco qui voyage avec sa mère, constate elle aussi qu'il y a eu erreur de bagage à l’aéroport .La jeune fille va donc envoyer un mail au jeune homme et s’enchaine alors un échange virtuel entre les deux adolescents. Entre quiproquos et rebondissements, ce roman nous offre le quotidien de ces deux familles qui se rencontrent pour peut-être au final n’en former plus qu’une.Du coté de l'écriture: L'écriture de l'auteure est fluide et agréable, l'histoire est simple mais sympathique , les personnages sont attachants et le point de vue des quatre personnages fait qu'on rentre de suite dans l'histoire, pas de temps mort grâce aux chapitres très courts qui alternent les points de vue des personnages.En conclusion: J'ai adoré cette lecture rafraichissante, j'ai beaucoup aimé la plume de l'auteure addictive, c'est une histoire touchante et vraiment authentique je me suis régalée avec les personnages que j'ai trouvé vraiment attendrissants. C'est une lecture coup de coeur pour moi car j'ai vraiment passé un très très bon moment de détente Buku ini sangat menghibur, lucu, dan cerdas. Bahasa yang digunakan sangat sederhana dan mengalir begitu saja. Buku ini mengandung pembagian chapter yang terjadi dalam setiap hari selama satu minggu, dan di setiap hari itu terdapat cerita yang mewakili sudut pandang setiap tokoh yang ada di dalamnya. Tentu saja semua disajikan menurut sudut pandang setiap tokoh sendiri yang mewakili setiap bab kecil. Semua pandangan dan juga pendapat setiap tokoh seperti terjadi begitu saja. Kate juga berhasil menempatkan dirinya dan juga pandangannya berdasarkan tokoh yang ia tulis, sebagai seorang Webb (17 tahun), Coco (18 tahun), Andrew (53 tahun), dan Daisy (45 tahun).Ceritanya sendiri sangat unik. Bila Anda berpikir cerita drama Korea itu hanya sebesar daun kelor, berarti buku ini bercerita hanya sebesar daun kecambah, yang mungkin kecambah tak berdaun? entahlah. Yang pasti buku ini mengandung banyak kismet -yang dalam buku ini berarti jodoh-.Awal kisah ketika Webb yang salah mengambil tas Coco sehingga tertukar, dan Andrew yang berani menyelipkan pesan singkat -beserta dengan alamat emailnya- kepada Daisy, ketika mereka berada dalam satu penerbangan pesawat. Webb yang berada di Madrid, menemukan cara untuk menghubungi pemilik tas yang ia tukar, mereka saling bertukar email, dan membahas mengenai tas mereka yang tertukar, dan akhirnya Webb menyusul Coco ke Paris.Daisy yang berlibur bersama anaknya, Coco, memutuskan untuk berpisah ketika teman Daisy, Solange -yang juga adalah ibu wali Coco- memintanya terbang ke Madrid untuk menjadi chef dalam suatu acara. Tidak cukup hanya di situ, Andrew yang bekerja di acara tersebut menyadari kehadiran Daisy, dan berani untuk mendekatinya. Mereka yang berada pada masa dewasa tersebut memiliki ketertarikan sendiri dan menghabiskan malam itu dengan bercerita mengenai diri mereka masing-masing. Walaupun Daisy tidak menyadari bahwa ia telah mengirimkan email kepada orang yang menyelipkan pesan itu, dan mengatainya "bajingan". Andrew juga tidak berani mengatakan bahwa ialah orang yang telah menulis pesan yang dianggap tidak sopan tersebut. Peran Solange terhadap pasangan ini tentu tidak dapat terlewatkan. Yah, walau dengan terselipnya kisah cinta ala Harlequin, dimana tokoh-tokohnya jatuh cinta dengan sangat cepat, buku ini tetap memiliki pandangan romansa yang menarik. Apalagi ketika kita, para pembaca, mengetahui apa yang dipikirkan masing-masing tokoh, dan merasa sangat menyenangkan seperti mengetahui isi pikiran manusia yang sebenarnya. Kesalahpahaman terjadi ketika pikiran yang tidak terbuka dan sikap defensif yang terjadi pada setiap tokoh terhadap diri mereka sendiri maupun karena hubungan yang pernah mereka alami, yang pada akhirnya membuat mereka berakhir pada keputusan pikiran mereka sendiri atau keberanian hati mereka. Sekali lagi, ini adalah kisah kismet yang menyenangkan.Kekurangan dalam buku ini adalah pengetikannya ke dalam bahasa Indonesia, masih ada beberapa kata yang hilang hurufnya dan juga beberapa kalimat yang mengandung singkatan. Mungkin karena dari versi aslinya kalimat tersebut disingkat, sayangnya pada buku terjemahan tidak diberikan informasi mengenai tulisan yang disingkat layaknya pesan sms gaul tersebut. Namun dibalik kekurangan itu, buku ini juga menceritakan mengenai berbagai tempat-tempat menarik yang layak dikunjungi ketika berada di Paris, Madrid, dan juga Barcelona. Membahas mengenai berbagai musik, film dan juga seni yang mungkin jarang didengar oleh para pembaca. Sehingga pembaca juga dapat merasakan latar tempat dalam buku ini. Jelas sekali bahwa Kate Klise sudah ahli dalam menceritakan tempat-tempat wisata ini dalam versi yang lebih menarik. Buku ini adalah buku paling menghibur di akhir tahun 2013 ini.
What do You think about In The Bag (2012)?
I really liked this book...a study on misunderstandings
—henry
A little predictable, but good. Quick read.
—Tania