Buku ini saya dapatkan. Free karena pengarangnya membagikan pdf gratis di blognya. Tampilan fisikKesan misterius didapatkan dengan memandang tampilan fisik novel ini. Minimalis gambar di sampul novel.sampul buku yang sederhana tapi menarik. Avanti juga kreatif seperti membuat halaman yang terlihat seperti bekas gambar anak kecil, latar hitam warna huruf putihIsi buku dan ide ceritapenulis berhasil menerjemahkan yang terbatas menjadi tidak terbatas. Tidak seperti agama dan filsafat. Meski memang menenangkan tetapi terbatas.Hampir semua cerita dalam buku ini berlatar tentang manusia dan keputusan. Berbagai hidup yang gelap ada di sini. Namun disaji secara prosa liris yang indah meski sendu. Bersiaplah untuk tidak merasa bahagia selama dan selesai membaca. Kesedihan yang terus-menerus ternyata memberi tekanan kepada pikiran saat membaca. Tapi saya tidak mengabaikan kalimat. Rahasia ditemukan di awal, di tengah atau di akhir cerita. Beberapa ceritanya kuat namun lebih banyak yang membingungka Adanya sesuatu yang bisa diambil Dari novel iniBetapa jeli dan benarnya, Avianti Armand menangkap realita dalam kehidupan urban yang amat jelas sekaligus tidak disadari oleh kebanyakan dari kita.Kenyamanankumpulan cerpen ini berhasil membuat saya tidak tenang sehabis membacanya. Meski saya sebenarnya tidak terlalu nyaman dengan gaya bercerita yang puitis seperti iniReading level dewasaRating 4 bintang Tampilan fisik +Kenyamanan -Isi buku +Ada pesan/isi cerita +Gaya bahasa + Gaya bahasanya menarik, mengoyak kaidah bahasa yang ada. Cerita-ceritanya surreal dan gelap, selalu bertemakan manusia dan keputusasaan. Keputusasaan, mungkin itu kekuatan utama Avianti Armand dalam menuliskan kisahnya. Sebuah awal yang buruk untuk memulai minggu dengan membaca buku ini. Beberapa ceritanya kuat namun lebih banyak yang membingungkan, mungkin karena saya membacanya sambil lewat sehingga seringkali hanya menorehkan rasa pusing di kepala.
What do You think about Negeri Para Peri (2009)?
membaca cerpen mba vivi seperti membaca puisi...:)
—samuelogunka
Giliran 1Buat yang lain sabar yah...hehehehe.
—Nikki