Rahim: Sebuah Dongeng Kehidupan (2010) - Plot & Excerpts
Rahim, merupakan buku ke-3 Fahd Djibran yang pernah saya baca, setelah (jauh) sebelumnya saya membaca CURHAT SETAN & MENATAP PUNGGUNG MUHAMMAD. Darimana mengenal buku-buku Fahd Djibran? Tentunya dari teman saya yang baik banget & penikmat buku, mas Wawan, yang selalu kasih “bocoran” buku-buku OK *trimakasih mas Wawan* … Dan seperti biasa, toko-toko buku disini masih terbatas dalam menyediakan buku-buku baru. Dan akhirnya “berkeluhkesah”lah saya tentang si RAHIM yang susah didapat ke kedua adek cantik saya. Tanpa disangka dan diduga, ternyata kedua krucil cantik ini memesan RAHIM secara online untuk dihadiahkan di ulangtahun saya tahun lalu. trimakasih yaa Iin&Rismoo *grouphugs* Masih ingat betul, pertama kali RAHIM sampai ditangan saya, masih bersampul cokelat. Saya & Iin takjub dengan desain cover RAHIM. Setelah dicermati, ternyata sampulnya merupakan siluet wanita hamil yang begitu dibuka nampaklah perkembangan si “dede” mulai dari embrio sampai berbentuk janin (jabang bayi) dalam rahim *keerreen*. Ciri khas Fahd Djibran (menurut saya), dia selalu bisa mengajak pembacanya ikut berpetualang dalam setiap alur ceritanya, merasakan apa yang dirasakan tokohnya, bahkan ada beberapa bagian yang membuat pembaca merasa menjadi tokoh dalam cerita.Membaca Rahim, membuat saya mengenal istilah – istilah kedokteran yang berkaitan dengan perkembangan janin/bayi selama proses kehamilan 9 bulan, tentunya dengan cara yang unik sehingga saya tidak perlu pusing-pusing memahaminya. Pada bagian awal buku, Fahd Djibran “memotret” peristiwa mengenai kabar kehamilan. Dalam potret tersebut, terdapat banyak ekspresi yang bisa ditangkap oleh “kamera” pembaca di bagian awal. Sepanjang membaca buku ini, saya seperti diajak berjalan – jalan di alam rahim, merasakan dua peran sekaligus, sebagai janin & sebagai ibu yang sedang mengandung (padahal saya belum pernah mengandung). Dalam buku ini, juga diceritakan tahapan-tahapan perkembangan bayi lengkap dengan penjelasannya, seperti ketika berusia 32 minggu (dlm kandungan) yang merupakan masa paling aktif dimana seorang bayi pada umumnya bergerak sebanyak 100 – 700 kali perhari (oohh, saya baru tahu). Sepanjang perjalanan bayi, dia bertemu dengan banyak tokoh mulai dari Dakka “sang pengabar berita dari alam rahim”, Tuan kucing yang bisa bicara, ikan mas yang bekerja sebagai koki, Amadeus, Aynu si gadis buta penunjuk jalan, professor waktu, Nenek Olav, dan tentunya si keren Mahavatara lengkap dengan pesannya masing-masing untuk si bayi.Terdapat cerita tambahan yang membuat pesan buku ini semakin kuat, yaitu ketika berkisah mengenai pembuangan orang yang lanjut usia ke hutan belantara (Apakah kalian pernah membacanya?) yang diceritakan pada halaman 196 – 200. Membacanya, membuat saya benar – benar terharu dan sempat meneteskan airmata *ambil tissue*. Dan bagian mengenai aborsi, jangan sampai terlewatkan oleh kita sebagai pembaca. Disana digambarkan bagaimana proses aborsi, kesadisan tindakan, kesakitan si jabang bayi, dan sampailah kita pada surat dari calon bayi yang belum sempat terlahir di dunia (halaman 234 – 239) *miris*.Membaca buku ini, semakin membuat saya bersyukur dan merasa beruntung bahwa saya dilahirkan di keluarga yang berbahagia dengan kehadiran saya, memiliki ibu & ayah yang sangat penyayang, serta mengingatkan saya untuk lebih bersyukur dan menghargai hidup. Tertulis di covernya bahwa buku rahim ini adalah tentang sebuah dongeng kehidupan. Sebuah buku yang menceritakan ‘cerita’ di alam rahim, cerita yang terkadang dibalut secara fiksi namun tetap tersirat makna-makna yang sebenarnya dari alam rahim itu sendiri.Bahkan, penulis tak jarang menjelaskan mengenai rahim, janin, dan yang berhubungan dengannya secara ilmiah. Jadi, banyak sekali istilah dan pengetahuan biologi yang berhubungan dengan rahim, bisa saya dapat dari novel ini.Novel ini adalah novel yang bagus dengan banyak pesan moral yang ingin disampaikan. Dan yang paling ‘terasa’ adalah pesan untuk kita semua agar lebih menghargai hidup dan mensyukuri apa yang sudah Tuhan beri untuk kita. Pesan agar tak ada lagi praktek aborsi yang sama saja dengan membunuh. Dan yang lebih jauh lagi adalah pesan agar kita menghormati orang tua kita.Sungguh novel yang bagus dan layak untuk dibaca.“Mempercayai keberadaan alam rahim adalah hal yang penting, dan menghargai sakralitasnya adalah hal penting berikutnya. Dengan begitu, orang-orang akan kembali menghormati dan menghargai orang tua mereka - terutama ibu yang mengandung mereka selama lebih kuran 9 bulan, dan para orang tua di seluruh dunia akan mulai berpikir bahwa aborsi adalah tindakan yang buruk yang merenggut hak hidup yang diberikan Raja Semesta pada (calon) anak mereka - bahwa sejak di Alam Rahim, anak-anak sudah menjalani sebuah ‘kehidupan’ dan menggugurkannya berarti melenyapkan sebuah kehidupan.”
What do You think about Rahim: Sebuah Dongeng Kehidupan (2010)?