Soe Hok-Gie...Sekali Lagi: Buku Pesta Dan Cinta Di Alam Bangsanya (2009) - Plot & Excerpts
Berbagai kenangan, opini, perasaan, dan sudut pandang tentang sosok Gie tertumpah ruah di buku ini. Sumbangan tulisan tak hanya berasal dari mereka yag mengenal Gie secara langsung: kawan-kawan dan keluarganya, tetapi juga mereka yang mengenal Gie bertahun kemudian. Cara tutur dan cara pikir yang beragam membuat buku ini begitu kaya akan pengetahuan-pengetahuan baru tentang sosok Gie sebenarnya. Ada satu tulisan yang agak menggelitik saya, yang intinya ia berandai-andai bagaimana apabila Gie masih hidup hingga hari ini. Seperti apakah sikapnya dalam menghadapi pemerintah Indonesia yang masih juga carut marut ini?Anyway, saya memberi bintang 4 karena saya ingin mengapresiasi usaha Rudy Badil dan kawan-kawan yang mampu menghimpun sebegitu banyak tulisan tentang Gie dalam waktu singkat. *standing applause*...Gie manusia biasa juga seperti kita-kita, hanya saja dia punya nyali yang tak pernah ciut dan pemikiran yang tak pernah padam. Buku ini membuat saya sadar bahwa selama ini saya konyol sekali, saya menyukai Gie karena kecintaannya dengan alam. Padahal masih banyak sekali hal menarik lainnya dari seorang Gie. Tulisannya, puisi-puisinya dan tentu saja idealismenya. Seorang yang memilih menjadi idealis, dan dia pegang sampai kematian menjemputnya di Puncak Semeru (16/12/1969).Berbagai tulisan Gie yang dimuat dalam buku ini, meski tak sebanyak pada buku Catatan Seorang Demontran cukup membuat saya mengenal Gie lebih dalam. Sosok yang " ceplas-ceplos" dan tanpa basa-basi mengatakan hal yang diyakininya benar. Selain itu dia seperti juga mahasiswa pada umumnya yang suka bercanda dan sesekali bicara jorok. Hal ini banyak dikatakan oleh rekan-rekannya di Mapala UI, Rudi Badil, Herman P Lantang, Jopie Lasut, Kartini Sahrir dll. Menurut saya hal paling lucu, kreatif, menarik sekaligus cerdas dari seorang Gie adalah ketika beberapa hari sebelum keberangkatannya ke Puncak semeru. Gie mengirim paket yang berisi lipstik, bedak, peniti kepada teman-teman mahasiswa Gie yang mempunyai posisi di pemerintahan, agar mereka nampak cantik dan elok di depan atasannya.Saya suka sekali dengan artilkelnya yang berjudul Pelacuran Intelektual (h.444), Siapakah Saya ? (h.459), Agama dalam Tantangan (h. 490).Membaca catatan Gie menunjukkan bahwa ternyata kita masih punya PR yang tak jauh beda pada masa di mana Gie hidup. korupsi, ketidakadilan, birokrasi yang tidak sehat dll. Sependapat dengan yang ditulis Nano Rianatiarno, Andai Gie Ada (h.289). Andai sekarang Gie masih ada, kira-kira apa yang dilakukannya ? apakah dia tetap memiliki energi " idealis " atau " Apatis " ?.Tapi entah kenapa, saya yakin andai Gie masih hidup, Gie tetaplah Gie, dia akan tetap memegang idealismenya, Gie tetap menjadi Shane ( tokoh Film Shane), seorang jagoan yang menyingkirkan penjahat. Setelah penjahat pergi dan kota aman, Shane menaiki kudanya dan meninggalkan kota (h. 384).Gia adalah Gie, dia menjadi inspirasi bagi setiap mahasiswa untuk bergerak membuat perubahan, tuntunan bagi siapapun yang menginginkan menjadi MANUSIA (dengan M besar, h. 460).Akhirnya, " hidup adalah soal keberanian, menghadapi jang tanda tanya, tanpa bisa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar, terimalah dan hadapilah " ( Mandalawangi-Pangrango, Soe Hok-gie, Djakarta,19/07/1966 ).
What do You think about Soe Hok-Gie...Sekali Lagi: Buku Pesta Dan Cinta Di Alam Bangsanya (2009)?
actually, they did it...for who want to know more about the tragedy, read it..
—iman9825
gw gak bisa bicara..... kehidupan gei, telah menginspirasi hidup gw,,,,
—Tati