Phew! i finally finished this book. Its been a twisted journey tho, but im happy that i made it haha.Sejujurnya, aku tertantang memberanikan membaca buku ini karena salah satu temanku menyepelekan seleraku dalam membaca buku. Next day, i force myself to read one of many books made by TLy(re: Tere Liye), coz i know he loves TLy like so much and of course by asking the friend of mine to lend it to me.Dua chapter pertama sukses membuatku ingin mengahabisi buku ini saat itu juga, kalau saja besok tidak kuliah pikirku. Dua chapter itulah yang menggodaku memberanikan diri untuk menyelesaikan buku ini keesokan harinya, bayaran sangat mahal yaitu jadwal belajar untuk persiapan uts satu minggu kedepan.Jalan ceritanya cukup baik, penulis cukup berhasil mengemas ceritanya agar hidup(?) di tempat yang seharusnya, walaupun aku mendapati diriku bosan di beberapa bagian di buku ini. Terkadang ada bagian yang "yah aku mengerti apa maksudmu, kau telah menjelaskannya di beberapa bab sebelumnya" dan bagian itu cukup mengganggu karena semua orang pasti ingin segalanya moving forward tidak kembali ke bagian yang sudah beberapa kali dia baca/hadapi, ada juga bagian yang "its so unreal and kinda exaggerated but ok" contohnya ketika penulis menjelaskan karakter anak anak Rosie setelah ditinggal Nathan padahal mereka masih sangat muda untuk hal itu. Kadang kita butuh hal tersebut, bahwa tidak semua orang cukup beruntung merasakan kanak kanak ketika masih kecil dan bertanggung jawab ketika sudah cukup dewasa. Dibuku ini disebut bahwa keempat kuntum bunga Rosie sudah bisa mengerti bagaimana seharusnya bersikap, even Lily, fyi she is still three. Juga dengan sikapnya Tegar yang cukup plin plan dan lumayan mudah membuat janji + terlalu perduli dengan orang lain. Seperti kata orang, kau harus berdamai dulu dengan dirimu lalu kau bisa berdamai dengan orang lain. Bagaimanapun juga, buku ini masuk ke dalam "good executed", jelas sekali ceritanya mampu membuat pembaca kedalam naik-turunnya jalan cerita ini. Aoalagi buku ini membahas banyak hal seperti persahabatan, cinta dan keluarga yang membuat buku ini menjadi paket komplit sebagai bahan untuk menemani saat santai.So, apakah buku ini layak untuk dibaca? YAlayak untuk direkomendasikan ? YAApakah aku akan membaca karya TLy yang lain? YAApakah kalian akan menyukai buku ini? Well, you better read the book and tell me later, OK? Ceritanya sederhana, tentang bagaimana rasanya Tegar menyembuhkan patah hatinya saat ia harus merelakan cinta pertamanya menikah dengan sahabatnya sendiri lantaran keterlambatannya mengungkapkan perasaan kepada Rosie. Sedih dan kalutnya orang yang kehilangan selera dalam percintaan sehingga membenamkan diri pada pekerjaan korporat membuat saya seakan merasakan sendiri rasa kehilangan pada diri Tegar. Seakan ia kehilangan penyeimbangkan dalam hidupnya. Namun, waktu jualah yang mengobati, semua yang terlalui tak akan ada artinya ketika sudah dihadapkan pada sang waktu. Takdir berkata lain saat terjadi insiden teror bom di Jimbaran, Bali yang membuat Rosie dan keempat putrinya harus kehilangan suami sekaligus ayah mereka. Rosie yang mengalami trauma psikologis lantaran tidak bisa menerima kenyataan bahwa kehidupannya yang sangat bahagia harus berakhir dengan tewasnya Nathan dalam insiden tersebut. Tegar yang mengambil alih peran orang tua bagi keempat putri Rosie saat dia menjalani pemulihan jiwa justru mengesampingkan rencana pernikahannya sendiri. Cerita ini berakhir bahagia di sisi Tegar dan Rosie meskipun ada satu pihak yang sangat menderita saat itu, yakni tunangan Tegar. Well, kita tidak bisa membahagiakan semua orang dalam satu waktu. Di sisi lain kebahagiaan kita adalah patah hati bagi yang lain, vice versa. Yang menarik dari cerita ini kehadiran keempat buah hati Rosie yang sangat loveable dan dewasa pada usia mereka yang masih sangat kecil.
What do You think about Sunset Bersama Rosie (2011)?
tere liye dan karyanya yang selalu berhasil mengaduk emosi pembaca.
—jenik