Bagian cerita tentang Dam yang marah ke ayahnya dan 'sempat' mengusirnya bener-bener buat aku pengen nangis. Sekejam itu Dam sama ayahnya sendiri T.TTapi untungnya Dam itu anak yang baik, walau kadang aku sebel juga baca tingkahnya yang 'benci' ke ayahnya.Waktu awal-awal baca, aku sama seperti Dam, nggak tahu ini cerita ayah beneran apa bohong. Cara menceritakannya meyakinkan, tapi tidak masuk akal. Mana ada tempat di muka bumi ini yang nggak diketahui satu orangpun? Tapi ternyata ada, bahkan Dam sendiri pergi ke tempat itu, akademi gajah. Jadi, sejak Dam masuk akademi gajah, aku mulai percaya kalau cerita ayah memang sungguhan, ayah tidak berbohong.Sebenarnya, menurutku buku ini harus dibaca oleh petinggi-petinggi negara ini. Ada cerita tentang lembah bukhara yang subur tapi kekayaannya terus digali, begitu habis ditinggal, ini langsung mengingatkanku tentang negara ini. Juga tentang suku penguasa angin yang dijajah, tapi dengan kesabaran dan keyakinan teguh mengusir penjajah, bahkan kembali memperbaiki lahan mereka yang dirusak penjajah. Dan cara mendidik yang baik di akademi gajah. Dam beruntung dibesarkan dengan cerita-crita seeprti itu. buku yang kayaknya asal bikin. Gak pentingin detail, cuma berorientasi sama akhir dan makna cerita. Karya yang sangat mengecewakan dari seorang Tere Liye. Beruntung buku ini dibaca habis gw baca "Negeri Para Bedebah". Jd masih gak hilang harapan buat baca buku Tere Liye. Walo sekarang milih2. Gak mau beli, mending pinjem. Takut kecewa c. Masalahnya, buku yang terakhir gw sebutin itu acungan jempol banget. Gw masih gak nyangka "Ayahku (Bukan) Pembohong" authornya samaan ama buku "Negeri Para Bedebah". Asli! Kaget... karena yang ini.. bener2 mengecewakan.
What do You think about Ayahku (Bukan) Pembohong (2011)?
Walaupun akhirnya bisa ditebak, tetap saja rasanya sedih banget baca akhir ceritanya. :(
—School
Oh yeah. Karya Bang Tere Liye selalu mengagumkan.
—cds2005