Share for friends:

Read Tiga Manula Jalan-Jalan Ke Singapura (2011)

Tiga Manula Jalan-Jalan ke Singapura (2011)

Online Book

Genre
Rating
3.92 of 5 Votes: 1
Your rating
ISBN
9799104041 (ISBN13: 9789799104045)
Language
English
Publisher
Kepustakaan Populer Gramedia

Tiga Manula Jalan-Jalan Ke Singapura (2011) - Plot & Excerpts

Saya adalah orang yang benci dan sangat terpukul dengan sebuah perpisahan. Siapa sih yang tidak begitu?!Tapi sialnya keterpukulan saya ini berlanjut bukan hanya menyangkut perpisahan di kehidupan pribadi. Saya tidak bisa tidur saat Savage Garden bubar (untung waktu Beatles bubar, saya belum lahir :-)). Saya dongkol banget waktu George Michael memilih bersolo karier. Dan saya kepikiran terus waktu KLa Project sempat dikabarkan berpisah jalan.Jadi bisa ditebak saya juga sangat terpukul waktu Benny dan Mice memutuskan untuk berpisah jalan. Mice tetap dengan proyek "mingguan"nya di Kompas, sedang Benny sepertinya mencoba jalur yg lebih sulit, membuat buku yang benar2 baru, bukan buku kumpulan comic-strip yang pernah dimuat sebelumnya di media massa. Saya duga mereka berpisah jalan karena Mice yang belum lama menikah dan mempunyai anak yg masih orok, tentu tidak mau meninggalkan pendapatan yang lebih "jelas" di Kompas dibandingkan proyek-proyek idaman Benny tersebut. Eh ini cuma spekulasi saya mengenai alasan perpisahan mereka. :-)Tapi yang jelas sejak saat itu saya bersumpah tidak akan membeli buku mereka yang dikarang sendiri dan tidak sebagai Benny-Mice. Pasti!!!!Tapi ya sumpah dan janji dibuat kan memang untuk diingkari. Akhirnya setelah jumlah buku mereka menjadi 4 (2 buku Benny, dan 2 buku Mice... waktu itu Tiga Manula Jalan-Jalan ke Pantura belum terbit), saya tidak betah juga. Saya beli keempat buku tersebut dan saya baca berurutan, untuk mengobati kangen saya. Jika kami memang tidak ditakdirkan untuk bisa menikmati buku tersebut bertiga (Saya, Benny & Mice), yah mungkin kami berdua (Saya & Benny atau Saya & Mice) yang menikmati, juga masih lumayan lah. :-)Yah ternyata membaca keempat buku tersebut masih bisa lah mengobati kerinduan....Setelah membaca keempat buku tersebut, harus diakui ternyata saya saat ini lebih suka karya Benny. Karyanya menurut saya lebih segar dan lucu serta sangat memperhatikan detil. Walaupun harus diakui sangat tidak fair membandingkan karya Benny yang lebih punya kelonggaran waktu saat membuatnya, dengan karya Mice yang dibuat sebagai karya kejar setoran per minggu, namun saya melihat Mice sepertinya lebih sering tidak fokus dengan kelucuan yang ditampilkan. Dia hanya mengandalkan kelucuan kejutan dalam comic-stripnya, yang dalam beberapa kesempatan saya menganggapnya sama sekali tidak lucu.Sekarang saya jadi mengerti darimana asal komponen-komponen comic-strip Benny & Mice dahulu berasal. Sepertinya Benny adalah arsitek ceritanya, sedang Mice bertugas melengkapinya dengan kelucuan-kelucuan yang kadang tidak masuk akal, walau harus diakui kadang sangat orisinil dan sangat lucu. Dahulu di komik Benny-Mice, sepertinya ada Benny yg mengontrol, sedangkan saat ini di komik Mice, sepertinya Mice sering lepas kendali dengan joke-joke jayusnya. IMSO (In My Sotoy Opinion) sih. :-)Tapi terlepas dari itu semua, saya tetap mencintai karya-karya mereka baik mereka saat bersama, maupun saat sendiri. Semoga walaupun mereka telah berpisah jalan, tapi mereka tetap berkarya memotret dan menampilkan kehidupan kita yang absurd dan aneh tapi nyata di negeri tercinta ini, melalui komik-komik mereka. :-)Semoga.NB:Mohon maaf tidak ada sedikit pun review mengenai buku Tiga Manula Jalan-Jalan ke Singapura. Saya sarankan anda membaca review Goodreaders yang lain. Saya lagi bernostalgia di sini, lagi tidak mau mengomentari khusus buku ini. :-) Dalam komik terbarunya ini seperti biasa Benny Rachmadi mengangkat peristiwa-peristiwa keseharian yang sederhana menjadi sebuah kisah yang lucu dan menghibur. Kali ini tokohnya adalah tiga orang manula yang berusia 70-an tahun dengan latar belakang etnis yang berbeda-beda. Ketiganya bersahabat dan sama-sama suka usil, iseng, dan nakal.Yang paling uzur adalah Mbah Waluyo (76 tahun), bertongkat, kumis lebat, agak lambat berpikir,dan menganut kejawen, disusul Juragan Sanip (72 thn) ), punya kontrakan, perut cembung, dagu melengkung, ngomong ceplas-ceplos dan suka usil/jahil. Dan yang paling muda adalah Om Liem (68 thn) pengusaha musiman, sok tau, perut buncit, mata sipit, celana nanggung, dan lemak menggantung di pinggangnya.Di komik ini dikisahkan Om Liem mentrakhir kedua sahabatnya untuk jalan-jalan ke Singapura! Suatu pengalaman baru bagi Kakek Sanip dan kakek Waluyo karena mereka belum pernah sekalipun keluar negeri. Bisa dibayangkan bagaimana kelucuan demi kelucuan terjadi, mulai dari dalam pesawat dimana kakek Waluyo yang pusing tiba-tiba mengeluarkan minyak angin PPO yang membuat seluruh pesawat mabok karena bau minyak angin yang menyengat itu hingga saat berkemas untuk pulang dimana kakek Sanip yang berniat ingin membawa pulang bantal hotel.Dari lembar pertama hingga lembar akhir kita akan disugihkan peristiwa demi peristiwa yang lucu dari dari perilaku ketiga manula itu, hal ini membuat pembacanya harus membacanya dalam kamar tertutup sebelum ditegur orang karena tertawa cekikikan sendiri. Ya di buku ini kita akan dibuat tertawa terpingkal-pingkal melihat pengalaman ketiga manula ini, namun jangan salah sebenarnya kita bukan sedang menertawakan ketiga manula itu saja karena sebenarnya kita sedang menertawakan diri kita sendiri. Mengapa?, karena tak jarang apa yang dilakukan oleh ketiga manula itu sebenarnya juga selalu kita lakukan.Komik ini juga sebenarnya menertawakan perilaku manusia Indonesia yang dikenal gemar sekali berbelanja ke Singapura. Benny Rachmadi seperti biasa dengan menyentil kesana kesini, mulai dari kebiasaan khas orang kaya Indonesia ketika berbelanja hingga kelakuan politikus yang ‘kabur’ ke Singapura untuk mencari perlindungan dari jerat hukum.Tidak hanya itu, melalui komik ini Benny Rachmadi juga menggambarkan kondisi sosial masyarkarat Singapura yang terdiri dari berbagai etnis yang dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Ingris khas Singapura yang disebut Singlish (Singaporean English). Dalam hal penggunaan gadget Benny Rachmadi juga mengungkap bagaimana di Indonesia orang-orang begitu bangga dengan Blackberry-nya dan ketika sampai disana harus merasa minder karena di Singapuraorang-orang sudah beralih ke ipad, tablet, dan iphone. Ada banyak hal menarik yang bisa kita dapat dari novel ini, selain kondisi sosial masyarakat Singapura, komik ini juga mengungkap tentang sistem transportasi, perilaku berlalu lintas, kebersihan, gambaran kawasan kota, dan sebagainya. Soal makanan juga tak luput dari pengamatan, mulai dari makanan khas berbagai etnis yang ada di sana hingga jajajan di pinggir jalan. Dari semua yang terungkap dalam komik ini termasuk kelucuan-kelucuan ketiga manula yang dikisahkan dalam komik ini maka komik ini bukan sekedar menghibur melainkan bisa menjadi sebuah buku tentang Singapura termasuk panduan wisata ringan bagi mereka yang ingin pergi ke Singapura. Oya, ternyata di dalam komik ini kita juga diberi poster Tiga Manula besar yang menarik dan lucu yang diambil dari satu panel gambar di buku ini.Demikian reviewnya, saya tidak akan berpanjang-panjang, silahkan menikmati komik ini.Singkatnya selain menghibur dan membuat kita cekikikan sendiri kita akan mendapat banyak yang bermanfaat hal dari perjalanan ketiga Manula usil ini. Jika ingin tertawa sambil menambah wawasan kita, bacalah buku ini.

What do You think about Tiga Manula Jalan-Jalan Ke Singapura (2011)?

Doh, aki-aki udah terseok-seok jalannya aja bisa maen ke Singapura. Gue? Errrrrr.....
—Jeletribo

cerita dan gambarnya kurang banyak. terlalu besar.
—Leldy007

vitamin ketawa :)
—Danah

Menghibur laah
—erg2

very funy
—panda

Write Review

(Review will shown on site after approval)

Read books by author Benny Rachmadi

Read books in category Humor