Tiga Manula Jalan-Jalan Ke Singapura Extended (2013) - Plot & Excerpts
Lucu!! Itu satu kata yang mewakili keseluruhan buku ini. Saya sampai ketawa-ketawa sendiri pas baca buku ini di Gramedia (yah, ketahuan deh kalau numpang baca doang). Sampai dilihat-lihatin sama orang-orang yang lewat. Apa? Belum pernah lihat cowok cakep ketawa yah? *hehBtw, kalau gak salah ada lagi seri Tiga Manula yah? Yang jalan-jalan ke Pantura. Yang itu lucu gak yah. Ntar deh kalau jodoh pasti nemu satu yang kebuka di toko buku *ditimpuk komikusnya. Masyarakat Indonesia memiliki cara pandang unik pada generasi lanjut usia (lansia). Secara antropologis, kedudukan generasi ini seringkali didudukkan sebagai orang yang perlu didengar pendapatnya. Itu sebabnya, barangkali Benny Rachmadi, menaruh tiga karakter ini dalam rentang umur yang renta. Ketiganya berusia 70 tahunan dengan latar belakang etnis yang berbeda-beda: Mbah Waluyo (76 tahun), Engkong Sanip (72 thn) dan Liem (68 thn), lengkap dengan karakter dan visual yang berbeda. Celotehan mereka bukan sekedar banyolan, menurut saya, tetapi sebuah upaya reflektif.Apa yang hendak direfleksikan? Dalam kisah “Jalan-Jalan ke Singapura” ini, Liem mentraktir kedua sahabatnya, Waluyo dan Sanip, jalan-jalan ke negeri tetangga, Singapura. Dalam komik ini, kita bisa mendapat wejangan, bukan sekedar sindiran tentang manusia Indonesia. Jangan konsumtif seperti orang-orang yang menghamburkan uang di Orchard Road. Jangan gila gadget. Hormati orang tua dengan memberi hak duduk nyaman di MRT. Indonesia memang perlu berkaca dari Singapura. Dari sana, saya kemudian paham kenapa settingnya harus di Singapura. Karena bila meletakkan tiga karakter baru itu di Jakarta, kita hanya akan menganggap tiga manula ini tak lebih dari kakek-kakek nyinyir.Siapa pencipta tiga karakter ini? Tak lain tak bukan adalah Benny Rachmadi. Betul, ini karyanya terbaru selepas 100 Peristiwa. Masih jeli, masih reflektif. Satu hal yang saya soroti sebagai keberhasilan Benny Rachmadi adalah tidak terjebaknya Benny untuk menstereotipekan tiga karakter ini. Tidak kita temukan kata-kata selipan bahasa Tionghoa, Betawi, atau Jawa di sini. Semua tampil sama: wajah dan pribadi Indonesia.
What do You think about Tiga Manula Jalan-Jalan Ke Singapura Extended (2013)?
hahaha..kapan lagi baca cerita manula jalan2 ke singapur liat singa muntah :P
—Maryannd
buku gratisan hasil nukerin poin telkomsel....
—laurwin
hihihi..kocak beneer ni buku.. ^^,
—TheFlippedBird