kelanjutan dari serial sebelumnya, bintang 3 1/2 buat buku ini..saya selalu berpikir kalau diri saya itu pukat di novel ini.. padahal seharusnya "SAYA" dinovel ini adalah eliana.. terjebaklah saya di novel sebelum2nya. tp sebagai buku dng tema kanak-kanak ..saya cinta buku ini...masa kanak -kanak tdak bisa diulang hanya bisa diceritakan.. dan saya suka cerita ini... i love u (mamak) Serial anak-anak mamak memang buku yang sarat dengan pelajaran dan pemahaman yang baik tentang kehidupan. Buku Eliana juga memberikan kesan yang sama seperti buku2 sebelumnya. Kita dibuat kagum dengan banyaknya pesan moral yang penulis sampaikan dalam buku tersebut. Namun sepertinya di buku kali ini penulis sangat menekankan pentingnya pemahaman dan kecintaan pada lingkungan. Disini diceritakan bagaimana Eliana bersama 3 orang temannya berjuang sangat keras bahkan melampaui apa yang seharusnya dilakukan oleh anak-anak seumuran mereka dalam menentang beroperasinya tambang pasir di sungai kampung mereka. Disini Eliana juga diceritakan dengan karakter dan sifat yang berbeda dari 2 buku sebelumnya. Tentu saja karena Eliana dsini berperan sebagai seorang perempuan dan anak sulung dalam keluarga. Ceritanya lebih banyak berkisah tentang kesehariannya sebagai anak sulung dengan segudang tanggung jawab, harus mengawasi adik2 nya yg nakal skaligus membantu pekerjaan2 mamak di rumah. Khasnya buku serial anak2 mamak, akan terasa kurang jika tidak bercerita tentang bab kasih sayang mamak. Bagiku pribagi, utk BAB yg satu ini kisah dalam buku Pukat lebih menyentuh. Tapi tetap saja di buku ini, ada kalimat nasehat dari Wak Yati yang bikin mbrebes mili ketika membacanya. "Jangan pernah membenci Mamak kau, Eliana. Karena kalau kau tahu sedikit saja apa yang telah seorang Ibu lakukan untukmu, maka yang kau tahu itu sejatinya bahkan belum sepersepuluh dari pengorbanan, rasa cinta, serta rasa sayangnya kepada kalian.“Maksud Wawak, pernahkah kau memperhatikan, bukankah Mamak kau orang terakhir yang bergabung di meja makan? Bukankah Mamak kau orang terakhir yang menyendok sisa gulai atau sayur? Bukankah mamak kau yang kehabisan makanan di piring? Bukankah Mamak yang terakhir kali tidur? Baru tidur setelah memastikan kalian semua telah tidur? Bukankah Mamak yang terakhir kali beranjak istirahat? Setelah kalian semua istirahat? Bukankah Mamak kau selalu yang terakhir dalam setiap urusan.”“Dan Mamak kau juga yang selalu pertama dalam urusan lainnya. Dia yang yang pertama bangun, dia yang pertama membereskan rumah, dia yang pertama kali mencuci, mengelap, mengepel, dia yang pertama kali ada saat kalian terluka, menangis, sakit. Dia yang pertama kali memastikan kalian baik-baik saja. Mamak kau yang selalu pertama dalam urusan itu, Eliana. Tidak pernahkah kau memperhatikannya?”Ini nih bagian yang bikin teringat tentang kasih sayang seorang ibu. Tapi ada bagian yang seru di Buku Eliana, yg tak ditemukan dibuku lainnya, yaitu cerita tentang pertemuan Mamak dan Bapak. Seru, lucu dan khasnya kisah cinta orang2 jaman dulu. Ada satu Quote menarik dalam kisah Mamak dan Bapak , yaitu:"Hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika itu memang cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali para pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia mengenggamnya erat-erat"
What do You think about Eliana (2011)?
Anak sulung. Diberi amanat menjaga adik-adik. Annoyed sebab selalu kena marah dengan mak. Tapi lama-lama sedar sendiri mak marah bersebab. Berani. Tegas. Keras kepala. Bercita-cita nak tolong orang sekeliling yang susah dan mempertahankan hak. Bila besar jadi pengacara (baca:peguam). Setia dengan kawan-kawan. Dari awal sampai akhir memang feeling macam baca pasal diri sendiri masa zaman kanak-kanak. Tere Liye ni memanglah. Semangat yang dia tonjolkan dalam buku dia yang buat kita membaca terus-terusan!
—rapika
Anak sulung. Diberi amanat menjaga adik-adik. Annoyed sebab selalu kena marah dengan mak. Tapi lama-lama sedar sendiri mak marah bersebab. Berani. Tegas. Keras kepala. Bercita-cita nak tolong orang sekeliling yang susah dan mempertahankan hak. Bila besar jadi pengacara (baca:peguam). Setia dengan kawan-kawan. Dari awal sampai akhir memang feeling macam baca pasal diri sendiri masa zaman kanak-kanak. Tere Liye ni memanglah. Semangat yang dia tonjolkan dalam buku dia yang buat kita membaca terus-terusan!
—kyuubi
kelanjutan, dengan kakak yang pemberani"Tidak ada keluarga kita yang pencuri"
—soupesats